Definisi Gastritis
Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung. Secara histologis dapat dibuktikan dengan inflamasi sel-sel radang pada daerah tersebut didasarkan pada manifestasi klinis dapat dibagi menjadi akut dan kronik (Hirlan, 2001 : 127).
Gastritis merupakan gangguan yang sering terjadi dengan karakteristik adanya anorexia, rasa penuh, dan tidak enak pada epigastrium, mual, muntah. Gastritis adalah peradangan mukosa lambung, eksplorasi, mukosa lambung, atau kadang-kadang peradangan bakteri. (Brunner & Suddart : 1062)
Secara umum definisi gastritis ialah inflamasi pada dinding lambung terutama pada mukosa dan submukosa lambung. Gastritis merupakan gangguan yang paling sering ditemui diklinik karena diagnosisnya hanya berdasarkan gejala klinis.
Jenis-jenis Gastritis
Gastritis Akut
Gastritis akut adalah inflamasi akut pada sebagian besar kasus merupakan penyakit yang ringan dan sembuh sempurna (Hirlan,2001:127).
Gastritis akut adalah inflamasi mukosa lambung akibat diit sembrono (Brunner dan Suddarth,2001: 1062). Sedangkan menurut Silvia.A. Price dan M. Wilson (1995) Gastritis superfisial akut merupakan penyakit yang biasa ditemukan biasanya jinak dan dapat sembuh sendiri merupakan respon mukosa lambung terhadap berbagai iritan lokal.
Etiologi Gastritis Akut
Gastritis akut dapat terjadi tanpa diketahui penyebabnya. Pada sebagian besar kasus Gastritis Erosif menyertai timbulnya keadaan klinis yang berat. Keadaan klinis yang sering menimbulkan Gastritis erosif misalnya trauma yang luas, operasi besar, gagal ginjal, gagal napas, penyakit hati yang berat, trauma kepala, dan septikemia. Kira-kira 80-90% pasien yang dirawat diruang intesif menderita Gastritis akut erosif ini. Gastritis akut jenis ini sering disebut Gastritis akut stres.
Penyebab lain adalah obat-obatan yang sering dihubungkan dengan Gastritis erosif akut adalah aspirin dan sebagian besar obat anti inflamasi nonosteroid.
Patogenesis.
Seluruh mekanisme yang menimbulkan Gastritis erosif karena keadaan-keadaan klinis yang berat belum diketahui benar. Faktor-faktor yang amat penting adalah iskemia pada mukosa gaster, disamping faktor pepsin, refluks empedu dan cairan pankreas.
Aspirin dan obat anti inflamasi nonsteroid merusak mukosa lambung melalui beberapa mekanisme. Obat-obat ini dapat menghambat aktivitas Siklooksigenase mukosa, yang merupakan enzim yang penting untuk pembentukan prostaglandin dari asam arakidonat. Selain itu aspirin dan obat anti inflamasi nonsteroid tertentu dapat merusak mukosa secara topikal, karena kandungan asam dalam obat tersebut bersifat korosif sehingga dapat merusak sel-sel epitel mukosa. Obat-obat tersebut juga dapat menurunkan sekresi bikarbonat dan mukus oleh lambung sehingga kemampuan faktor defensif terganggu.
Gambaran Klinis
Gambaran klinis Gastritis akut erosif sangat bervariasi pada kasus yang sangat berat gejala yang sangat mencolok adalah hematemesis dan melena yang dapat berlangsung sangat hebat sampai terjadi renjatan karena kehilangan darah. pada sebagian besar kasus gejalanya amat ringan bahkan asimtomatis. keluhan itu misalnya nyeri timbul pada ulu hati, biasanya ringan dan tidak dapat ditunjuk dengan tempat lokasinya.
Kadang-kadang disertai dengan mual dan muntah, anoreksia, kelesuan dan sakit kepala perdarahan saluran cerna merupakan satu-satunya gejala.
Pada pemeriksaan fisik biasanya tidak ditemukan kelainan, kecuali mereka yang mengalami perdarahan yang hebat, sehingga menimbulkan tanda dan gejala gangguan hemodinamik yang nyata seperti hipotensi, pucat, keringat dingin, takikardi sampai gangguan kesadaran.
Diagnosis
Gastritis erosif harus selalu diwaspadai pada setiap pasien dengan keadaan klinis yang berat atau pengguna aspirin dan anti inflamasi nonsteroid. Diagnosis ditegakan dengan pemeriksaan gastroduodenoskopi yaitu tampak adanya mukosa yang sembab, merah, mudah berdarah, atau terdapat perdarahan spontan, erosi mukosa yang berfariasi dari yang menyembuh sampai tertutup oleh bekuan darah dan kadang-kadang serasi.
Pengobatan
Pengobatan sebaiknya meliputi pencegahan terhadap setiap pasien dengan resiko tinggi, pengobatan terhadap penyakit yang mendasari menghentikan obat yang menjadi kausa dan pengobatan suportif.
Pencegahan dilakukan dengan pemberian antasida atau antagonis H2 sehingga mencapai pH lambung 4 atau lebih. Walaupun hasilnya masih menjadi perdebatan, tetapi pada umumnya dianjurkan. Untuk pengguna aspirin atau anti inflamasi nonsteroid, pencegahan yang terbaik adalah dengan misoprostol, suatu derifat prostaglan dari mukosa.
Pada sebagian kecil pasien perlu dilakukan tindakan yang bersifat invasif untuk menghentikan perdarahan yang mengancam jiwa. Tindakan-tindakan itu misalnya dengan endoskopi skleroterapi, embolisasi arteri Gastrika kiri, atau Gastretomi. Gastrektomi sebaiknya dilakukan atas dasar indikasi absolut.
Komplikasi
Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut, yaitu perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hemotemesis dan melena, berakhir dengan syock hemoragik, terjadi ulkus, kalau prosesnya hebat dan jarang terjadi perforasi.
Gastritis Kronik
Gastritis kronik adalah inflamasi lambung yang lama yang dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung atau oleh bakteri Helicobacter pylory. (Brunner dan Suddart 2001 : 1062)
Sedangkan menurut Hirlan (2001;127), bahwa Gastritis kronik apabila infiltrasi sel-sel radang yang terjadi pada lamina ploria dan daerah intra epitel terutama terdiri atas sel-sel radang kronik, yaitu limfosit dan sel-sel plasma.
Klasifikasi Gastritis Kronik
Gastritis kronik dapat dibagi dalam berbagai bentuk tergantung pada kelainan histologis dan etiologi yang menjadi dasar pikiran pembagian tersebut. Klasifikasi histologi yang sering digunakan membagi Gastritis kronik menjadi :
– Gastritis kronik superfisialis. Apabila dijumpai sebukan sel-sel radang kronik terbatas pada lamina propria mukosa superfisialis dan edema yang memisahkan sel kelenjar mukosa, sel-sel kelenjar tetap utuh.
– Gastritis kronik atrofik. Sebukan menyebar lebih dalam disertai dengan distrosi dan destruksi sel kelenjar mukosa lebih nyata.
– Atrofi lambung. Dianggap stadium akhir Gastritis kronik, kelenjar menghilang, terpisah dengan jaringan ikat, sedangkan sebukan sel-sel radang juga menurun.
– Metasplasia intestinal. Suatu perubahan histologis kelenjar-kelenjar mukosa lambung menjadi kelenjar sub mukosa usus halus yang mengandung sel globet.
Etiologi
Dua aspek penting sebagai etiologi Gastritis kronik yaitu :
– Aspek imunologis. Hubungan antara sistem imun dan Gastritis kronik menjadi jelas dengan ditemukannya auto antibody terhadap faktor intristik lambung (intristik factor antibody) dan sel parietal (parietal cell antibody) pada pasien dengan anemia pernisiosa, lebih dekat hubungannya dengan Gastritis kronik korpus dalam berbagai garadasi.
– Aspek bakteriologis. Untuk menentukan keadaan bakteri pada Gastritis ,biopsi harus dilakukan pada saat pasien tak mendapatkan antimikroba selama 4 minggu terakhir. Bakteri yang paling penting sebagai penyebab Gastritis adalah Helicobacter ppylory. Kejadian Gastritis kronik, terutama Gastritis kronik atrum meningkat sesuai dengan meningkatnya usia.
– Aspek Psikologis. Aspek psikologis yang menyebabkan terjadinya gastritis masih diperdebatkan, tapi tak disangka lagi bahwa faktor psikis sangat memegang peranan penting namun tidak ada bukti yang kuat untuk menyatakan sebagai hubungan sebab akibat. Pada umumnya pasien melaporkan hubungan epidsode keluhannya dengan stress akut dan kronik serta didapatkan data pada keluhan penderita gastritis yang mengalami stress psikologis yang lebih berat dibanding dengan keluhan orang sehat. (Darmita Djojoningrat, 2001 : 155).
Gambaran Klinis
Kebanyakan klien tidak mempunyai keluhan, hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati, anorexia, nausea, dan keluhan anemia dan pemeriksaan fisik tidak di jumpai kelainan.
Diagnosis
Kebanyakan Gastritis kronik tanpa gejala. Keluhan yang sering dihubungkan dengan nyeri tumpul pada epigastrium, disertai dengan mual kadang-kadang muntah, cepat kenyang diagnosis biasanya ditegakan berdasarkan pemeriksaan endoskopi dan histopatologi Menurut sydney hasil peneriksaan histopalogi sebaiknya mencakup tiga komponen yakni etiologi, topografi, dan morfologi pemeriksaan endoskopi meliputi topografi dan gambaran endoskopinya.
Pengobatan
Pengobatan terhadap Gastritis kronik autoimun ,ditujukan pada anemia pernisiosa yang ditimbulkannya. Vitamin B12 yang diberikan parenteral dapat meperbaiki keadaan anemianya. Eradikasi helicobacter pylory merupakan cara pengobatan yang dianjurkan untuk Gastritis kronik yang ada hubunganya dengan infeksi oleh kuman tersebut. Eradikasi dapat memberikan gambaran histopatologi menjadi normal kembali. Eradikasi dengan pemberian pompa proton dan antibiotik. antibiotik dapat berupa tetrasiklin, klaritomisin, dan amoksisilin. diperlukan beberapa jenis antibiotik untuk mendapatkan hasil pengobatan yang lebih baik.
Komplikasi
Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan vitamin B 12, akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan besi terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus.