Enterprenurship Muhammad SAW – Julukan al-Amin kepada Muhammad saw tidak datang begitu saja tanpa beliau membangun kredibilitas dan kapabilitas sebagai pengusaha tangguh. Unsur utama yang mengandung julukan itu adalah kejujuran yang melahirkan kepercayaan banyak orang. Lalu, beberapa orang bijak pernah berkata:
Jika ingin menguji sahabat sejati, ajaklah ia berbisnis
Ungkapan ini muncul karena dalam bisnis (perniagaan) unsur kejujuran dan kepercayaan adalah tingkat paling sulit untuk diamalkan dan dipertahankan. Banyak kongsi-kongsi dagang antarsesama teman akhirnya hancur sebelum bertumbuh dan berkembang karena persoalan ketidakjujuran dan ketidaksalingpercayaan.
Muhammad saw telah melewati dan melampaui semuanya. Setelah lepas magang dan diberi kepercayan mengelola bisnis pamannya pada usia 17 hingga 20 tahun, Muhammad saw harus menghadapi tantangan persaingan dengan para pedagang-pedagang senior di Jazirah Arab dalam pasar regional (bukan lokal). Pada usia 23 hingga 25 tahun, Muhammad saw semakin melejit sebagai seorang professional karena mampu menjalankan amanah bisnis Khadijah ra hingga menghasilkan laba berkali-kali lipat. Semua dijalankan dengan metode berbisnis yang cerdas dan cerdik.
Muhammad saw mengenali dengan baik pasar-pasar regional yang dikunjungi dan karakter masyarakat pembeli di daerah tersebut. Beliau melakukan pola jemput bola, meluaskan jaringan (network) bisnis dengan membangun kerjasama strategis dengan mitra-mitra potensial. Beliau mencari produk-produk terkini dan berkualitas baik serta menjualnya dengan penuh kesantunan, keluasan informasi, serta jaminan (garansi) bagi pembelinya.
Berbagai faktanya ini dapat dijadikan asumsi bagaimana Muhammad saw bisa menyampaikan hadis-hadis tentang niaga dan hukum niaga dengan begitu jelas serta bermakna. Bagaimana mungkin muncul hadis-hadis tentang riba, penimbunan barang, pengurangan timbangan, dan marah ketika orang tidak jadi membeli kalau rasul tidak memiliki pengalaman tentang itu? Hadis dan sunnah rasul tentang perniagaan dapat dipastikan muncul karena intuisi bisnis yang telah dijalankan pada masa sebelum diangkat menjadi rasul.
Tahapan entrepreneurship Muhammad SAW
Muhammad saw membangun jiwa wirasahanya sejak usia sangat belia (12 tahun) dan kemudian melakoni diri sebagai pedagang mengikuti jejak pamannya, Abu Thalib. Lakon diri didasari oleh kecermelangan yang dimilikinya dan sikap empati untuk meringankan beban keluarga pamannya.
Kemandirian terbina karena memang Muhammad saw sudah terbiasa hidup sendiri. Adapun entrepreneurship berpusat pada kemandirian sehingga para entrepreneur dianggap orang-orang yang mandiri. Para entrepreneur yang brehasil dianggap sebagai pengusaha yang sukses.
Coba kita renungkan akar kata pengusaha. Usaha menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah 1) kegiatan dengan mengarahkan tenaga, pikiran atau badan untuk suatu maksud; 2) kegiatan di bidang perdagangan (dengan maksud mencari untung). Kalau kita ambil definisi pertama, para pengusaha adalah orang-orang pekerja keras yang penuh inisiatif serta memiliki cita-cita atau tujuan tertentu. Adakah semua manusia itu pengusaha? Fitrahnya manusia adalah pengusaha karena manusia diciptakan Allah untuk mengarahkan segenap potensinya yang dalam istilah Aa Gym disebut tukirgaya (waktu, pikiran, tenaga, biaya) meraih sukses.
Pada definisi kedua, kata pengusaha lebih dispesifikkan pada kegiatan berdagang. Hal ini dapat dipahami bahwa perniagaan merupakan aktivitas niscaya untuk mengarahkan segenap potensi. Tujuan utamanya adalah menjemput rezki. Karena itu Rasulullah saw pun bersabda:
Sembilan dari sepuluh rezeki itu dapat usaha berdagang dan sepersepuluhnya dalam usaha beternak (HR. Ibnu Manshuur)
Rasul saw melakoni diri sebagai entrepreneur atau pengusaha, baik dalam definisi dalam maupun definisi kedua dengan empat tahapan karakter
Integrity atau integritas
merupakan sifat standar dan pondasi utama karakter orang pengusaha yaitu kejujuran yang mengikat utuh karakter-karakter positif lainnya. Nabi Muhammad saw sejak kecil sudah membangun sifat jujurnya sehingga kemudian terkenal dengan julukan al-amin (orang yang terpercaya). Beliau sangat menjaga perilaku, tutur kata, dan komitmen atas dasar kejujuran sehingga terpancar padanya kewibawaan dan kekuatan. Beliau dalam perkembangannya kemudian menjadi magnet bagi banyak orang sehingga Muhammad saw sendiri sudah mempraktikkan the law of attraction di dalam kehidupannya.
Catherine Ponder dalam Dyanimc law of prosperity menyebutkan, “Segala sesuatu yang anda pancarkan lewat pikiran, perasaan, citraan mental, dan tutur kata akan didatangkan kembali ke dalam kehidupan anda’. Demikianlah pikiran, perasaan, citraan mental, dan tutur kata Muhammad saw adalah bentuk integritas yang terpercaya sehingga segala hal yang positif berbalik memasuki kehidupannya yang dibuktikan kecermelangan pada saat melakoni diri sebagai pedagang. Muhammad saw pernah menyampaikan pesan yang terkenal, yaitu ibda’ bi nafsik! Artinya, mulailah dari diri sendiri. Kejujuran hanya bisa dimulai dari diri sendiri sehingga memancarkan kebaikan dan ketertarikan bagi banyak orang
Loyality atau loyalitas merupakan sifat pendukung yang menguatkan kepercayaan banyak orang. Loyalitas berhubungan dengan kesetiaan dan komitmen jangka panjang. Muhammad saw menunjukkan loyalitas yang tinggi kepada pamanya, Abu Thalib. Ketika datang tawaran rekrutmen dari Khadijah ra, Muhammad saw pun menyerahkan keputusan kepada pamannya, Abu Thalib. Dalam hal dagang, Muhammad saw selalu mempraktikkan jiwa yang loyal kepada para pelanggannya dengan layanan terbaik kepada siapa pun sehingga kebalikannya, pa ra pelanggannya juga loyal kepadanya.
Profesionality atau professional merupakan kapasitas untuk menjalankan suatu profesi dengan ukuran-ukuran standar serta kualitas terbaik. Muhammad saw memasuki tahap professional ketika direkrut oleh Khadijah ra sebagai mitra dagangnya dan setelah mereka menikah, Muhammad saw pun menjadi manajer dagang perusahaan mereka. Muhammad saw menggunakan hukum dan standar pemasaran saat ini; positioning, segmentation, dan targeting.
Clink rasul
Positioning of Muhammad saw dipraktikan berdasarkan pondasi utama kejujuran yang sudah menjadi merk dirinya (personal branding). Muhammad saw mengambil spesilasisasi dagang kebutuhan sandang, seperti kain dan pakaian. Karena itu, Muhammad saw juga melakukan lawatan dagang ke Yaman sebagai kota sentra garmen dan tekstil pada saat itu.
Segmentation of Muhammad saw ditunjukkan dengan mengatur dan mengenali pasar-pasar yang akan dituju serta dilalui. Muhammad saw selalu berusaha menggali karakter masyarakat di suatu daerah, kebutuhan mereka, pemimpin mereka, serta tren yang terjadi (identifying). Karena itu, Muhammad saw mampu mengambil hati konsumennya juga menarik hati pengusaha lokal untuk bermitra dengannya. Muhammad saw telah mempraktikkan proses segmentasi pasar yang jitu.
Targeting of Muhammad saw dibuktikan dengan tercapainya laba perusahaan yang dikelolanya dua kali lipat, bahkan lebih setiap kali selesai misi dagang. Muhammad saw telah menetapkan satu ukuran dan strategi untuk bisa mencapai apa yang ditargetkan kepadanya. Ia mengenali dengan baik pasar-pasar di Semenanjung Arab berikut waktu-waktu digelarnya (pasar pada masa Arab jahiliyah mirip dengan bazaar yang diadakan pada waktu-waktu tertentu), mengenali karakter konsumen, serta menjual dengan cara-cara yang lebih menarik dan berkesan.
Spritiuality atau spritiaulitas terbangun lebih kuat saat Muhammad saw menikah dengan Khadijah ra Muhammad saw lebih banyak menghabiskan waktu untuk berkompetensi seperti yang disebutkan dalam sejarah kerap menyendiri di Gua Hira. Sebagai pengelola bisnis, beliau sangat peduli dengan masalah-masalah akhlak sehingga beliau adalah tokoh utama yang kemudian melahirkan konsep spiritual marketing.
Dalam bukunya Aa Gym: a spiritual marketer, Hermawan Kartajaya memaparkan 10 Kredo Pemasaran Adipeduli (berasal dari bahasa Romawi, Credo yang berarti kepercayaan).
Credo # 1 | Love your customers, respect your competitors |
Credo # 2 | Be sensitive to change, be read to transform |
Credo # 3 | Guard your name, be clear on who your are |
Credo # 4 | Customer are divers, go first to who really needs you |
Credo # 5 | Always offer a good package at a fair price |
Credo # 6 | Always make yourself available, spread the good news |
Credo # 7 | Get your customers, keep and grow them |
Credo # 8 | Whatever your business, it is a service business |
Credo # 9 | Always refine your business process, in terms of quality, cost and delivery |
Credo # 10 | Gather relevant information, but use wisdom in making your final decision |
Rasanya kredo yang disampaikan Hermawan Kartajaya yang dimaksudkan sebagai pembanding terhadap praktik bisnis Aa Gym, sebenarnya sangat berbanding lurus dengan sosok Muhammad saw entrepreneur sukses yang Berjaya pada zamannya. Pada masa selanjutnya, Muhammad saw mengeluarkan kredo sendiri dalam bentuk hadis yang sangat relevan dengan apa yang disebut Hermawan Kartajaya sebagai spiritual marketing. Enterprenurship Muhammad SAW