Tekstur Batuan di Lapangan

Kemarin kita telah membahas tentang Pengukuran Kedudukan Struktur geologi, kini kita akan membahas tentang pengenalan batuan di lapangan. Selamat membaca.

Pengenalan Batuan di Lapangan

Di dalam kegiatan pengamatan atau observasi, pengenalan batuan adalah bagian yang sangat penting. Batuan harus dikenal di lapangan, agar dapat mempelajari dan menafsirkan gejala geologi lain. Pengenalan batuan secara langsung di lapangan sangat membantu dalam kajian geologi karena kita melihat secara langsung hubungan struktur antara satu dengan yang lain. Beberapa jenis batuan memang memerlukan pengamatan mikroskopis untuk mengidentifikasikannya, akan tetapi adakalanya kita masih dapat melihat dengan bantuan lensa pembesar (Loupe).

Unsur utama sebagai pembeda jenis batuan adalah tekstur dan komposisi mineral. Secara umum dapat dijelaskan bahwa tekstur adalah aspek batuan yang dipengaruhi oleh ukuran, bentuk dan keteraturan dari butirannya, sedangkan kemas (fabrik) adalah komponen tekstur yang merupakan hubungan ukuran dan bentuk dari butir.

Batuan Sedimen

Ada tiga kategori yang utama pada batuan sedimen yaitu tekstur klastik (fragmental) dan nonklastik, termasuk tekstur kristalin dan tekstur kristalin karena proses diagenesa. Kebanyakan batuan sedimen dikelompokkan berdasarkan tekstur klastik, walaupun yang lain juga penting untuk diamati secara langsung di lapangan.

Tekstur Batuan Sedimen Klastik

Besar butir (grain size)

Besar butir adalah unsur utama dari tekstur klastik, yang berhubungan dengan tingkat energi pada saat transportasi dan pengendapan. Tabel berikut  adalah skala besar butir yang umum dipakai.

Klasifikasi batuan sedimen klastik berdasarkan ukuran butir  (Skala Wenthwort)

UKURAN

NAMA BUTIR

NAMA BATUAN

(mm)

MEMBUNDAR

MENYUDUT

 

(rounded)

(angular)

BONGKAH

KERIKIL (gravel)

KONGLOMERAT

BREKSI ROMBAKAN

BREKSI

256

BONGKAH

BONGKAH

BERANGKAL

KONGLOMERAT

BREKSI

64

BERANGKAL

BERANGKAL

KERAKAL

KONGLOMERAT

BREKSI

4

KERAKAL

KERAKAL

BUTIRAN

KONGLOMERAT

BREKSI

2

BUTIRAN

BUTIRAN

PASIR SANGAT

PASIR (sand)

BATUPASIR SANGAT KASAR

1

KASAR

PASIR KASAR

BATUPASIR KASAR

1/2

PASIR SEDANG

BATUPASIR SEDANG

1/4

PASIR HALUS

BATUPASIR HALUS

1/8

PASIR SANGAT

PATUPASIR SANGAT HALUS

1/16

HALUS

LANAU

LUMPUR (mud)

BATULANAU

1/256

(silt)

LEMPUNG

BATULEMPUNG / SERPIH (shale)

 Derajat pemilahan (Sorting)

Pemilahan  adalah derajat kesamaan atau keseragaman antar butir.

Kebundaran Butir (Rounding)

Merupakan aspek bentuk butir yang menyatakan ketajaman sudut butiran. Aspek ini mencerminkan tingkat abrasi selama transportasi.

Kemas (fabrik)

Merupakan sifat hubungan antara butir sebagai fungsi orientasi butiran  dan packing. Secara umum dapat membrikan gambaran tentang arah aliran   dalam sedimentasi serta keadaan porositas dan permeabilitas.

Tekstur Batuan Sedimen Kristalin

Beberapa tekstur lain, yaitu tekstur yang terbentuk karena pertumbuhan mineral setelah pengendapan (misalnya Oolitik) dan tekstur biogenetik, hasil pengendapan organik karbonat (misalnya stromatolit). Tekstur dari hasil diagenesa misalnya pressure-solution atau stylolite

Tekstur Batuan Sedimen Karbonat

Dalam pengamatan lapangan  tekstur batuan karbonat yang mampu diamati adalah tekstur primer. Secara umum tekstur batuan karbonat terdiri dari:

  • Kerangka organic
  • Butiran/ klastik
  • Masa dasar (matriks textur)

Jenis butiran

Batuan karbonat sangat didukung oleh keberadaan organisme sebagai unsure penyusun. Jenis butir batuan karbonat dapat dibagi menjadi :

  • Kerangka organic

Biasanya ditunjukan oleh kerangka koral baik dalam posisi tumbuh maupun tidak.

  • Bioklastik

Terdiri dari fragmen-fragmen atau cangkang binatang yang lepas-lepas.

  • Intraklastik

Adanya fragmen non-organik yang menunjukkan hasil rombakan dari batugamping sebelumnya ataupun material terrigen.

  • Chemiclastic

Butiran yang terbentuk ditempat sedimentasi karena proses coagulasi, akresi, penggumpalan seperti oolite, pisolite.

Besar butir

Dalam membedakan besar butir batuan karbonat umunya menggunakan derajat besar butir oleh Grabau (1912) seperti pada klasifikasi berikut yang telah dimodifikasi oleh Folk (1959). Tekstur Batuan di Lapangan

Tekstur Batuan Vulkanik

Tekstur batuan vulkanik cukup rumit karena pada tipe tertentu tidak dapat dipisahkan dengan tekstur batuan beku. Secara umum batuan vulaknik dapat dibagi menjadi epiklastik dan piroklastik. Dari segi tekstur maupun proses yang mengontrol batuan epiklastik menunjukkan kesamaan dengan sediment klastik, sehingga biasanya klasifikasi yang digunakan sama dengan batuan sediment klastik.

Berbeda halnya dengan batuan piroklastik, kesan material asalnya masih sangat jelas. Batuan puroklastik terbagi ke dalam  pyroclastic fall, pyroclastic flows, dan pyroclastic suges. Tekstur kristal mineral masih sangat jelas dan susah dipilah (welding)

Batuan Beku

Batuan beku adalah hasil kristalisasi magma dan kehadirannya pada kerak bumi akan mengikuti aturan kristalisasi dari suatu komposisi larutan asalnya. Oleh karena itu komposisi dan teksturnya juga merupakan pencerminan dari sifat larutan silikatnya.

Tekstur Batuan Beku

Berdasarkan teksturnya, secara umum batuan beku dapat dikelompokkan menjadi; batuan fanerik, batuan afanitik dan batuan bertekstur gelas (glassy). Dalam uraian disini lebih ditekankan pada batuan yang dapat dikenal dilapangan (batuan fanerik).

Batuan fanerik dengan tekstur granular terdiri dari butiran mineral atau kristal. Tekstur ini dapat berupa porfiritik, yaitu terdiri dari butiran kristal yang lebih besar (fenokrist/ phenocryst) pada masa yang lebih halus. Tekstur Batuan di Lapangan