Mengenal Darimana dan Bagaimana Awan Terbentuk.

Ketika kepala mendongak, melihat hamparan langit biru cerah yang dihiasi gumpalan-gumpalan indah awan yang mengapung di udara, 2 hal pertama yang akan muncul dibenak adalah, “Andai aku bisa kelangit dan menyentuh awan, berbaring di permukaannya yang lembut”, dan yang kedua, “Apa sebenarnya yang menyebabkan awan terbentuk? Kenapa hujan turun dari awan ?”. Awan selalu dideskripsikan sebagai gumpalan lembut yang jika disentuh akan seperti tumpukkan tebal kapas. Padahal pada faktanya, awan hanyalah kumpulan dari uap-uap air yang mengalami pendinginan dan kondensasi. Berikut akan dijelaskan lebih lanjut tentang proses pembentukkan awan

Pada dasarnya udara selalu mengandung titik-titik air. Pada proses pembentukkan awan, suhu yang meningkat menyebabkan kadar air yang menguap dari permukaan air laut pun akan ikut meningkat. Menguap hingga ke lapisan atmosfer dan mengalami pendinginan hingga titik kondensasi. Setelah mengalami kondensasi, uap air akan membentuk gumpalan putih awan yang biasa kita lihat mengapung di langit.

Warna dasar awan yang putih, dapat berganti jika massa air yang menguap dan mengalami kondensasi di udara terus meningkat. Menyebabkan ukuran awan semakin besar karena tampungan air yang semakin banyak. Saat itu juga lah saat dimana warna awan akan berubah menjadi keabuan.

Biasanya, awan yang berganti warna menjadi keabuan akan melambangkan perasaaan seseorang yang cenderung sedih. Dikarenakan perubahan warna awan yang tadinya putih bersih menghiasi langit biru yang cerah, menciptakan harmoni indah, menjadi keabuan. Mengubur dalam-dalam harmoni indah yang telah tercipta oleh awan putih. Awan yang berwarna keabuan juga menandakan bahwa tidak memerlukan waktu yang lama sampai titik-titik uap air jatuh membasahi bumi. Turunnya hujan sering dilambangkan sebagai tangisan bumi, yang juga mensugesti seseorang untuk juga merasa sedih.

Proses pembentukkan awan biasanya akan lebih cepat jika cuaca sedang dalam keadaan panas, sehinggan membuat air yang menguap ke udara menjadi semakin banyak. Dan jika uap air yang ditampung sudah melebihi kapasitas, maka awan akan berubah menjadi titik-titik air hujan yang biasa membasahi bumi. Kemudian, siklus pembentukkan awan akan terulang kembali dan begitu seterusnya.