Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penuaan | Perubahan yang Terjadi Pada Lanjut Usia

Faktor-faktor yang mempengaruhi penuaan.  Penuaan dapat terjadi secara fisiologis dan patologi. Bila seseorang mengalami penuaan fisiologis (fisiological aging), diharapkan mereka dapat tua dalam keadaan sehat. Penuaan ini sesuai dengan kronologis usia dipengaruhi oleh faktor endogen. Perubahan ini dimulai dari sel jaringan organ sistem pada tubuh. Sedangkan faktor lain yang juga berpengaruh pada proses penuaan adalah faktor eksogen seperti lingkungan, sosial budaya, dan gaya hidup. Mungkin pula terjadi perubahan degeneratif yang timbul karena stress yang dialami individu. (Pudjiastuti& Utomo, 2003).

Yang termasuk faktor lingkungan antara lain pencemaran lingkungan akibat kendaraan bermotor, pabrik, bahan kimia, bising, kondisi lingkungan yang tidak bersih, kebiasaan menggunakan obat dan jamu tanpa kontrol, radiasi sinar matahari,  makanan berbahan kimia, infeksi virus, bakteri dan mikroorganisme lain. Faktor endogen meliputi genetik, organik dan imunitas. Faktor organik yang dapat ditemui adalah penurunan hormone pertumbuhan, penurunan hormone testosterone, peningkatan prolaktin, penurunan melatonin, perubahan folicel    stimulating hormon dan luteinizing hormone (Sumampouw Albert, 2003).

Menurut Wahyudi Nugroho (2008), faktor yang mempengaruhi penuaan adalah hereditas (keturunan), nutrisi/makanan, status kesehatann, pengalaman hidup, lingkungan dan stress.

Perubahan yang terjadi pada lanjut usia

Perubahan yang berhubungan dengan proses menua normal sebagian besar merupakan akibat kehilangan atau penurunan secara bertahap. Kehilangan tersebut sebenarnya sudah dimulai sejak awal usia muda, tetapi pada sebagian system organ, kehilangan tersebut baru bermakna secara fungsional setelah terjadi kehilangan yang besar. Pada beberapa sistem organ, sekelompok individu tampak mengalami penurunan fungsi secara bertahap sepanjang waktu (misalnya organ ginjal), sedangkan fungsi organ-organ lain tetap konstan. (Suyono S, 2001)

a. Perubahan fisik dalam hal ini system muskuloskeletal

Perubahan normal muskuloskeletal terkait usia pada lansia termasuk penurunan tinggi badan, redistribusi massa otot dan lemak subkutan, peningkatan porositas tulang, atrofi otot, pergerakan yang lambat, pengurangan kekuatan dan kekakuan sendi. Tulang kehilangan densitas (cairan) dan semakin rapuh. Perubahan pada tulang, otot, dan sendi mengakibatkan terjadinya perubahan penampilan, kelemahan, dan lambatnya pergerakan yang menyertai penuaan. Komposisi otot berubah sepanjang waktu (myofibril digantikan oleh lemak, kolagen dan jaringan parut). Aliran darah ke otot berkurang sejalan dengan proses menua (Nogroho, W. 2008).

Kekuatan muscular mulai merosot sekitar usia 40 tahun, dengan suatu kemunduran yang dipercepat setelah usia 60 tahun. Perlambatan pergerakan yang kurang aktif dihubungkan dengan perpanjangan waktu kontraksi otot, periode laten, dan periode relaksasi dari unit motor dalam jaringan otot. Sendi-sendi seperti pinggul, lutut, siku, pergelangan tangan, leher, dan vertebra menjadi sedikit fleksi pada usia lanjut. Peningkatan fleksi disebabkan oleh perubahan dalam kolumna vertebralis, ankilosis (kekakuan) ligament dan sendi, penyusutan dan sklerosis tendon dan otot, dan perubahan degenerative system ekstrapiramidal. Secara umum terdapat kemunduran kartilago sendi sebagian besar terjadi pada sendi-sendi yang menahan berat, dan pembentukan tulang dipermukaan sendi. Komponen-komponen kapsul pecah dan kolagen yang terdapat pada jaringan penyambung meningkat secara progresif yang jika tidak di pakai lagi, mungkin menyebabkan inflamasi, nyeri, penurunan mobilitas sendi, dan deformitas. Seiring dengan bertambahnya usia yang sejalan dengan penurunan fungsi dari system tubuh menyebabkan banyaknya penyakit yang sering diderita oleh lansia (Stanley, 2006).

b. Perubahan Mental

Masalah kesehatan mental pada lansia dapat berasal dari 4 aspek yaitu fisik, psikologik, sosial dan ekonomi. Masalah tersebut dapat berupa emosi labil, mudah tersinggung, gampang merasa dilecehkan, kecewa, tidak bahagia, perasaan kehilangan, dan tidak berguna. Lansia dengan problem tersebut menjadi rentan mengalami gangguan psikiatrik seperti depresi, ansietas (kecemasan), psikosis (kegilaan) atau kecanduan obat. Pada umumnya masalah kesehatan mental lansia adalah masalah penyesuaian. Penyesuaian tersebut karena adanya perubahan dari keadaan sebelumnya (fisik masih kuat, bekerja dan berpenghasilan) menjadi kemunduran (akhmadi,2009).

Perubahan kepribadian yang drastis jarang terjadi, lebih sering berupa ungkapan yang tulus dari perasaan seseorang, kekakuan mungkin karena faktor lain seperti penyakit. Berkurangnya penampilan, persepsi dan ketrampilan psikomotor, perubahan pada daya membayangkan karena tekanan dari faktor waktu (Nogroho, W. 2008).

c. Perubahan Psikososial

Perubahan sosialisasi karena produktivitas menurun, berkurangnya kesibukan sosial, kehilangan finansial, status, teman atau relasi, pekerjaan atau kegiatan. Merasakan atau sadar akan kematian, perubahan dalam cara hidup, perubahan ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan, meningkatnya biaya hidup pada penghasilan yang sulit, bertambahnya biaya pengobatan.menimbulkan masalah yang besar bagi lansia. (Sumampouw Albert, 2003) Faktor-faktor yang mempengaruhi penuaan | Perubahan yang Terjadi Pada Lanjut Usia