Tinjauan tentang Kompres Panas Basah

Tinjauan tentang Kompres Panas Basa. Kompres panas basah merupakan tindakan keperawatan dengan memberikan kompres panas basah yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman. Tindakan ini dapat dilakukan pada pasien yang mengalami nyeri, resiko terjadi infeksi luka, dan kerusakan fisik (mobilitas), tetapi bila kompres panas basah diberikan pada permukaan jaringan yang tertutup tidak memerlukan prinsip steril (Alimul Hidayat, 2005).

Pemberian kompres panas/hangat pada daerah tubuh akan memberikan sinyal ke hypothalamus melalui sumsum tulang belakang. Ketika reseptor yang peka terhadap panas dihypotalamus dirangsang, system effektor mengeluarkan sinyal yang memulai berkeringat dan vasodilatasi perifer. Perubahan ukuran pembuluh darah diatur oleh pusat vasomotor pada medulla oblongata dari tangkai otak, dibawah pengaruh hypotalamik bagian anterior sehigga terjadi vasodilatasi (Wolf, 1984). Terjadinya vasodilatasi ini menyebabkan pembuangan/kehilangan energi/panas melalui kulit meningkat. (sufyan Lubis, 2005)

Pada umumnya panas cukup berguna untuk pengobatan. Respon fisiologis yang terjadi akibat panas adalah vasodilatasi, viskositas darah menurun, ketegangan otot menurun, metabolisme jaringan meningkat, serta meningkatnya permeabilitas kapiler. Sehingga memberikan keuntungan terapeutik diantaranya; meningkatkan aliran darah kebagian tubuh yang mengalami cedera, meningkatkan pergerakan dan pengiriman nutrisi dan pembuangan zat sisa, mengurangi kongesti vena didalam jaringan, meningkatkan pengiriman leukosit dan antibiotik kedaerah luka, meningkatkan relaksasi otot dan mengurangi nyeri akibat spasme atau kekakuan, meningkatkan aliran darah, memberi rasa hangat lokal (Stanley, 2006).

Sebelum memberikan terapi panas, perawat mengkaji adanya tanda potensial intoleransi terhadap panas pada kondisi fisik klien. Pertama-tama perawat mengobservasi area yang akan diobati. Perubahan integritas seperti abrasi, inflamasi lokal, akan meningkatkan resiko cedera pada klien.

Tingkat kesadaran mempengaruhi kemampuan untuk mempersepsikan panas, nyeri. Apabila klien bingung atau tidak responsif maka parawat harus sering melakukan observasi integritas kulit setelah terapi dimulai.

Panas dari kompres panas dapat menguap dengan cepat. Untuk mempertahankan suhu yang konstan, perawat harus sering mengganti balutan kompres. Lapisan pembungkus plastik atau handuk kering dapat mengisolasi kompres dan menahan panas. Panas yang lembab dapat meningkatkan evaporasi panas dari permukaan kulit. Oleh karena itu klien dapat merasa kedinginan. Perawat dapat mengontrol aliran udara dalam ruangan dan menyelimuti pasien dengan selimut (Stanley, 2006).

Prosedur memberikan kompres panas basah menurut Perry, Peterson, Potter, 2002:

    1. Inspeksi kondisi kulit yang terpapar dan luka yang akan dikompres.

 

  • Kaji ekstremitas klien tentang sensitifitas suhu, dan nyeri.

 

 

  • Siapkan peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan : Larutan hangat yang dianjurkan dengan suhu 43-46 0C; Wadah/mangkok untuk larutan; Jeli pelican; Pelapis tahan air/verlak; Waslap; Handuk mandi yang kering; dan Thermometer air.

 

 

  • Jelaskan langkah-langkah prosedur dan tujuannya. Gambarkan tentang apa yang  dirasakan. Jelaskan tindakan pencegahan untuk mencegah terjadinya luka bakar.

 

 

  • Bantu pasien mendapatkan posisi yang nyaman dalam posisi tubuh sejajar yang tepat.

 

 

  • Letakkan pengalas kedap air dibawah area tubuh yang akan dikompres.

 

 

  • Buka bagian tubuh yang akan ditutup dengan kompres. Tutup tubuh dengan selimut kompres.

 

 

  • Tuang air kedalam wadah/ mangkok dan celupkan kasa/waslap lalu peras.

 

 

  • Letakkan perasan kasa/waslap pada daerah luka.

 

 

  • Tutup kasa/waslap dengan handuk kering.

 

 

  • Dalam beberapa detik angkat ujung kasa/waslap untuk mengkaji kondisi luka.

 

 

  • Ganti kompres hangat setiap 5 menit.

 

 

  • Tanyakan klien secara periodik jika ia merasa tidak nyaman atau merasa ada sensasi terbakar. Observasi area kulit yang tidak ditutupi kompres.

 

 

  • Lepaskan balutan kompres setelah 30 menit, kaji kembali kondisi kulit.

 

 

  • Bantu klien memperoleh posisi yang nyaman.

 

 

  • Bereskan peralatan kompres, cuci tangan. Catat jenis kompres, larutan, suhu larutan, durasi pemakaian, dan kondisi kulit sebelum dan sesudah prosedur.

 

 

  • Deskripsikan kondisi luka, kulit dan respon klien.