Pengetahuan Klien Hipertensi Terhadap Pencegahan Stroke

Pengetahuan Klien Hipertensi Terhadap Pencegahan Stroke. Setelah sebelumnya membahas banyak tentang psikososial yang mempengaruhi perkembangan psikomotorik anak, kali ini kita akan melihat sekilas tentang pengetahuan klien hipertensi terhadap pencegahan stroke. Salah satu penyakit yang menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas baik di dunia khususnya di Negara-negara berkembang adalah  penyakit kardiovaskuler. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit epidemi di Amerika Serikat. Sekitar 6 juta orang Amerika  terkena beberapa penyakit jantung atau pembuluh darah. Penyakit Kardiovaskuler merupakan penyebab kematian nomor satu di Amerika Serikat, setiap tahunnya hampir 1 juta orang meninggal akibat gangguan kardiovaskuler (Price & Lorraine, 2005).

Pengetahuan Klien Hipertensi Terhadap Pencegahan Stroke

Di dalam masyarakat baik masyarakat menengah ke atas maupun menengah ke bawah penyakit yang paling sering kita temukan adalah penyakit hipertensi. Data dari Joint National Commite-7 (JNC-7) pada tahun 2003, memperkirakan sekitar 50 juta individu di Amerika dan 1 milyar individu di dunia menderita Hipertensi. Angka kejadian hipertensi pada tahun 2004 sebesar 26,4%, dimana akan diperkirakan akan meningkat menjadi 29,2% pada tahun 2025 di Amerika. Kejadian hipertensi meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Data dari Framinghan Heart Study menunjukkan bahwa individu berusia 55 tahun dengan tekanan darah normal memiliki risiko sebesar 90% untuk mendapatkan hipertensi (Kusuma, 2010).

Data di atas, tidak berbeda jauh dengan data dari AHA (American Heart Association) di Amerika, Tekanan darah tinggi ditemukan satu dari setiap tiga orang atau 65 juta orang dan 28% atau 59 juta orang mengidap prehipertensi. Semua orang yang mengidap hipertensi hanya satu pertiganya mengetahui keadaanya dan hanya 61% mendapatkan medikasi (Muhammadun As, 2010).

Berdasarkan data Lancet, jumlah penderita hipertensi di Asia tercatat 38,4 juta orang pada tahun 2000 dan diprediksi akan meningkat menjadi 67,4 juta orang pada tahun 2025. Hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di Indonesia tahun 2004 menunjukkan hipertensi pada pria 12,2% dan wanita 15,5%. Penyakit sistem sirkulasi dari hasil SKRT tahun 1992, 1995, dan 2001 selalu menduduki peringkat pertama dengan prevalensi terus meningkat yaitu 16%, 18,9%, dan 26,4%. Penderita hipertensi perlu mendapatkan perawatan yang serius dan harus ditangani dengan cepat karena dapat menimbulkan berbagai komplikasi. Salah satu komplikasinya adalah adanya serangan stroke. Prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7% dari populasi pada usia 18 tahun keatas. Dari jumlah itu, 60% penderita hipertensi berakhir  pada stroke (Dr.Tjandara Yoga, 2009, dikutip dari Dinkes Bonebolongo, 2009).

Data dari hasil survei Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), prevalensi hipertensi di Sulawesi Selatan pada tahun 2007 yaitu 20,9% dan tahun 2008 pasien hipertensi rawat jalan di rumah sakit yaitu 28,9% dan rawat inap yaitu 20, 64%.
Sekitar  20%  dari semua orang dewasa menderita tekanan darah tinggi dan menurut statistik angka ini terus meningkat. Sekitar 40% dari semua kematian di bawah usia 65 tahun adalah akibat tekanan darah tinggi. Dan sekitar 40% dari semua orang yang pensiun dini adalah akibat penyakit-penyakit kardiovaskuler, dimana tekanan darah tinggi sering menjadi penyebabnya (Wolf, 2006).
Dari beberapa literatur hipertensi sering dibahasakan dengan sebagai “pembunuh diam – diam” atau “silent killer” karena orang dengan hipertensi sering tidak menampakkan gejala. Institut Nasional, Jantung, Paru, dan Darah memperkirakan separuh orang yang menderita hipertensi tidak sadar akan kondisinya. Begitu penyakit ini diderita, tekanan darah pasien harus dipantau dengan interval teratur karena hipertensi merupakan kondisi seumur hidup (Brunner &Suddarth, 2002).
Penyakit hipertensi menempati rangking pertama sebagai penyebab stroke, dan serangan jantung serta merupakan faktor utama dalam gagal jantung kongestif. Selain itu, kejadian stroke yang terpapar hipertensi meningkat tiga kali dibandingkan yang tidak terpapar hipertensi (Sa’diyah, 2007). Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk menyadarkan masyarakat mengenai bahaya hipertensi, komplikasi dan cara pengendaliannya. Upaya pengendalian hipertensi ini dapat dilakukan penderitanya dengan memonitoring tekanan darah secara teratur, berhenti merokok, meningkatkan aktivitas fisik, mengkonsumsi makanan tinggi serat dan rendah garam. Tetapi kenyataan membuktikan bahwa pengendalian hipertensi tidak semudah yang diperkirakan, banyak faktor yang harus diperhatikan baik dari penderita, tenaga kesehatan, obat-obatan maupun pelayanan kesehatan (Muhammadun As, 2010).
Peneliti telah melaksanakan pengamatan awal di RSUD Labuang Baji Makassar pada tanggal 5-7 juli 2011 dan mendapatkan data jumlah pasien hipertensi yang rawat jalan atau berkunjung dengan diagnose hipertensi dari bulan Januari – Mei sebanyak 67 orang,  yang merupakan akumulasi dari jumlah pasien setiap bulannya yang bervariasi. Sedangkan jumlah pasien stroke juga bervariasi tetapi tidak menunjukkan penurunan. Jumlahnya dari bulan Januari – Juli 2011 sebanyak 6 orang.
Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang gambaran tingkat pengetahuan pasien penderita hipertensi terhadap upaya mencegah kejadian stroke di RSUD Labuang Baji Makassar. Peneliti ingin melihat gambaran pengetahuan pasien penderita hipertensi terhadap upaya mencegah kejadian stroke.
Adapun gambaran tentang tempat melakukan penelitian yaitu Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Makassa terletak di Jl. Dr. Samratulangi No. 81 Makassar merupakan rumah sakit milik pemerintah yang berada di bawah naungan Pemda Sulawesi Selatan. Rumah Sakit ini diresmikan pada 12 Juni 1938, yang dimana merupakan rumah sakit tipe B. Sarana dan Prasarana yang tersedia yaitu terdiri dari UGD 24 jam, Rawat Inap, ICU, ICCU, CVCU, Kamar Bedah dan poliklinik. Adapun fasilitas dan pelayanan yang lain seperti laboratorium patologi klinik, laboratorium patologi anatomi, X-ray, USG, Farmasi, Hemodialisa, ECG, dan konsultasi Gizi.
Pengetahuan Klien Hipertensi Terhadap Pencegahan Stroke