Makalah Gender

Definisi Gender. Gender adalah dimensi sosiokultural  dan psikologis dari pria dan wanita . istilah gender dibedakan dari istilah jenis kelamin (seks). Seks berhubungan dengan dimensi biologis dari pria dan wanita. Peran gender adalah ekspektasi social yang merumuskan bagaimana pria dan wanita seharusnya berfikir, merasa, dan berbuat.

Pandangan terhadap perkembangan gender

Ada beragam cara untuk memandang perkembangan gender. Bebrapa diantaranya lebih menitikberatkan pada factor-faktor dalam perilaku pria dan wanita, sedangkan yang lainnya menekankan pada factor social atau kognitif (Lippa, 2002)

Pandangan biologis tentang Gender

Pasangan kromosom ke-23 dalam diri manusia merupakan penentu apakah janin ini akan jadi wanita ataukah pria. Tak ada yang menyangkal adanya perbedaan genetic, biokimia, dan anatomi antarjenis kelamin. Bahkan pakar gender yang menganut pandanganenvironmental juga mengakui bahwa gadis dan jejaka diperlakukan secara berbeda karena perbedaan fisik dan peran mereka dalam proses reproduksi. Isunya di sini adalah pengaruh langsung dan tidak langsung dari factor biologis dan lingkungan. Misalnya, androgen adalah hormone seks dominan dalam diri pria. Jika level androgen yang tinggi berpengaruh langsung terhadap fungsi otak, yang pada gilirannya meningkatkan beberapa perilaku seperti agresi atau menaikkan level aktivitas, maka efek biologi ini bersifat langsung. Jika level androgen yang tinggi dalam diri anak menghasilkan otot kuat, yang pada gilirannya menyebabkan orang lain berharap agar anak itu menjadi atlet, dan kemudian menyebabkan anak mendalami olahraga, maka efek biologis pada perilaku itu bersifat tidak langsung. Beberapa pendekatan biologis membahas perbedaan dalam otak pria dan wanita (Eisenberg, Martin, & Fabes, 1996).

Pandangan sosialisasi. Baik itu teori psikoanalitik maupun kognitif social mendeskripsikan pengalaman social yang memengaruhi perkembangan gender anak.

  • Teori psikoanalitik gender berasal dari pandangan Sigmund Freud bahwa anak-anak prasekolah mengembangkan ketertarikan sesual kepada orangtuanya yang berjenis kelamin berbeda dengan dirinya. Kemudian, sekitar umur lima atau enam tahun, anak mengurangi ketertarikan ini karena perasaan gelisah. Selanjutnya anak mengidentifikasi dirinya dengan orangtua yang jenis kelaminnya sama dengan dirinya, dan secara tak sadar mengadopsi karakter orang tua yang sama jenis kelaminnya dengan dirinya. Dewasa ini, kebanyakan pakar gender tidak percaya bahwa perkembangan gender melalui tahapan ini. Anak menjadi “sadar gender” sejak sebelum berumur lima tahun. Juga, pria biasanya menjadi maskulin dan wanita menjadi feminine bahkan ketika tidak ada orang tua yang berjenis kelamin sama di dekatnya.
  • Teori kognitif social gender menekankan bahwa perkembangan gender anak terjadi melalui pengamatan dan peniruan perilaku gender, dan melalui penguatan dan hukuman terhadap perilaku gender. Orang tua biasanya memberikan hadiah dan hukuman untuk mengajari keturunannya agar menjadi feminine atau maskulin.

Banyak orang tua mendorong anak gadis dan lelakinya untuk melakukan jenis permainan dan aktivitas yang berbeda (Lott & Maluso, 2001). Anak wanita sering diberi boneka dan, ketika sudah cukup umur, diberi tugas menjaga bayi. Anak perempuan didorong untuk lebih bersifat mengasuh ketimbang anak lelaki. Ayah lebih sering ikut dalam permainan yang agresif dengan anak lelakinya ketimbang dengan anak perempuannya. Orangtua mengizinkan putra remajanya untuk lebih bebas ketimbang putrid remajanya.

Pandangan kognitif. Dua pandangan kognitif terhadap gender adalah (1) teori perkembangan kognitif; dan (2) teori skema gender.

  • Menurut teori perkembangan kognitif, tipe gender anak terjadi setelah mereka mengembangkan konsep gender. Setelah mereka secara konsisten menganggap diri mereka sebagai lelaki atau wanita, anak akan menata dunianya berdasarkan gender. Teori ini pada mulanya dikembangkan oleh Lawrence Kohlberg (1996). Teori ini berpendapat bahwa perkembangan bahwa perkembangan gender melalui cara sebagai berikut: “saya gadis, saya ingin melakukan hal-hal yang dilakukan gadis. Karena itu, kesempatan melakukan kegiatan gadis sangatlah menyenangkan.’ Kohlberg percaya anak baru memahami gender secara konstan setelah mencapai tahap pemikiran operasional konkret Piaget, yakni pada usia sekitar tujuh thaun mereka sudah tahu bahwa lelaki adalah lelaki, tidak peduli entah dia mengenakan celana atau rok atau apakah rambutnya panjang atau pendek (Tavris & Wade, 1984)
  • Teori skema gender menyatakan bahwa perhatian dan perilaku individu dituntun oleh motivasi internal untuk menyesuaikan dengan standar sosiokultural berbasis gender dan sterotip gender (Martin & Dinella, 2001). Skema gender adalah struktur kognitif, atau jaringan asosiasi, yang menata dan menuntun persepsi individu berdasarkan gender. Teori skema gender mengatakan bahwa “gender typing” terjadi ketika anak siap untuk memahami dan menata informasi berdasarkan apa yang dianggapnya sebagai tepat bagi pria dan wanita dalam suatu masyarakat (Rodgers, 2000)