Contoh Proposal Skripsi TBC Paru

Hi sahabat sekalian .. Terima kasih telah berkunjung di blog Alwanku.com, kali ini dan beberapa posting berikutnya saya akan publish tentang Contoh Proposal Skripsi TBC Paru untuk mahasiswa jurusan Kesehatan ataupun keperawatan. Silakan dibaca. Semoga bermanfaat.

Contoh Proposal Skripsi TBC Paru

1. Latar Belakang Masalah
Di Indonesia menurut hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 penyakit TB Paru merupakan penyebab kematian Nomor 3 setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit pernafasan pada semua golongan usia (Azhar, Z. 2001). Angka morbiditas penyakit TB Paru urutan ke 4 setelah influenza, infeksi saluran nafas akut dan bronkhitis (Yunus, F.1992). Penderita TB. Paru sering terjadi batuk darah. Adanya batuk darah menimbulkan kecemasan pada diri klien karena sering dianggap batuk darah merupakan suatu tanda yang berat dari penyakitnya. Kondisi seperti ini seharusnya tidak terjadi kalau perawat memberikan pelayanan keperawatan yang baik pada klien dengan memberi penjelasan tentang kondisi apa yang sedang terjadi. Wilson-Barnett dikutip oleh Nancy Roper (1996) mengatakan bahwa adanya hubungan terapeutik dengan menjelaskan kepada pasien mengenai apa yang akan terjadi pada dirinya dapat mengurangi kadar tingkat kecemasannya.

Kecemasan pada saat batuk darah akan menyebabkan pasien untuk menahan batuk dengan upaya supaya batuk darah tidak banyak keluar. Keadaan ini memungkinkan terjadinya akumulasi darah pada jalan nafas dan dapat menyebabkan kematian karena penyumbatan saluran pernapasan oleh bekuan darah (Alsagaff. H. 1995). Kecemasan pada saat batuk darah yang dialami pasien merupakan respon psikologik terhadap keadaan stress yang dialaminya dimana terdapat perasaan takut yang membuat hati tidak tenang dan timbul rasa keragu-raguan. Kecemasan berat sampai panik dimana terjadi ketakutan pasien untuk batuk mengeluarkan darah merupakan resiko yang harus dihindari karena mmungkinkan terjadinya resiko supucation/chocking  (bekuan darah yang tidak dapat dikeluarkan dengan batuk) yang berlanjut pada tersumbatnya jalan nafas, asfiksia dan kematian. (Alsagaff. H. 1995).

Perawat sebagai tenaga profesional dan tenaga yang memiliki waktu lebih banyak dibandingkan dengan tenaga kesehatan lain dalam tatanan pelayanan dituntun untuk memiliki kompetensi yang memadai untuk mengurangi perasaan cemas dalam diri klien, kompetensi tersebut perlu dimiliki perawat agar klien mempunyai keyakinan, sehingga kecemasan yang terjadi/dialami oleh klien dapat dicegah atau dihindari.
Dengan perawatan yang baik maka angka kejadian batuk darah dapat dikurangi dan tingkat kecemasan klien dapat diturunkan. Intervensi yang dapat dilakukan oleh perawat tersebut meliputi Assesment, intervensi keperawatan dan evaluasi perawatan batuk darah. Atas dasar permasalahan di atas peneliti ingin mempelajari apakah ada hubungan antara perawatan batuk darah dengan tingkat kecemasan klien TB Paru.
2. Rumusan masalah
2.1 Pernyataan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
  1. Klien dengan batuk darah sering mengalami kecemasan.
  2. Intervensi keperawatan pada klien TB Paru dengan batuk darah belum optimal.
  3. Kecemasan pada batuk darah bisa menyebabkan klien untuk menahan batuk yang berbahaya karena bisa menimbulkan akumulasi bekuan darah di jalan nafas.
  4. Belum teridentifikasinya apakah ada hubungan perawatan batuk darah dengan tingkat kecemasan klien TB Paru.
2.2 Pertanyaan Masalah
Peneliti menetapkan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut “Apakah ada hubungan antara perawatan batuk darah dengan tingkat kecemasan klien TB. Paru di IRNA Paru RSUD Ulin Banjarmasin ?”.3. Tujuan penelitian

3.1 Tujuan umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mempelajari hubungan perawatan batuk darah dengan tingkat kecemasan klien TB. Paru di IRNA Paru RSUD Ulin Banjarmasin
3.2 Tujuan Khusus
Mengidentifikasi tindakan keperawatan batuk darah yang dilakukan oleh perawat pada klien TB. Paru di IRNA Paru RSUD Ulin Banjarmasin
Mengidentifikasi tingkat kecemasan pada klien TB. Paru dengan batuk darah di IRNA Paru RSUD Ulin Banjarmasin
Mengidentifikasi hubungan perawatan batuk darah dengan tingkat kecemasan pasien TB. Paru di IRNA Paru RSUD Ulin Banjarmasin
4. Manfaat penelitian
  1. Sebagai bahan masukan untuk membuat prosedur tetap perawatan klien batuk darah.
  2. Memberikan masukan pada perawat pelaksana untuk selalu memberikan cara perawatan batuk darah, monitoring kecemasan dan memberikan rasa aman pada pasien
  3. Sebagai bahan pengembangan ilmu pengetahuan keperawatan tentang cara merawat klien batuk darah.
  4. Sebagai bahan referensi untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut tentang penatalaksanaan klien dengan kecemasan ataupun batuk darah.
5. Relevansi
Tingginya resiko angka kematian pada pasien batuk darah akibat akumulasi bekuan darah pada jalan nafas disebabkan oleh kecemasan yang tinggi sehingga pasien takut untuk batuk mengeluarkan darah dan pasien lebih cenderung untuk menahan batuk. Peran perawat sangat penting untuk membimbing pasien untuk tidak takut batuk mengeluarkan darah karena banyaknya batuk darah dapat diganti dengan cairan pengganti infus atau tranfusi darah sehingga banyaknya darah yang keluar bukan masalah utama tetapi yang lebih penting adalah menghindari terjadinya akumulasi bekuan darah di jalan nafas.
Dengan penatalaksanaan perawatan batuk darah yang baik dapat membantu mengatasi rasa cemas pasien sehingga menurunkan resiko kematian akibat obstruksi akumulasi bekuan darah pada jalan nafas.
Bagaimana, apa sudah cukup? Baca juga tentang Obat Sakit Gigi Paling Ampuh dan Penyakit pada Lansia