Qori Terbaik Dunia

Tasikmalaya sejak lama memang sudah dikenal luas sebagai Kota Santri karena di sana memang banyak pondok pesantren. Di Tasikmalaya, hampir setiap kampung memiliki pondok pesantren.

Para santri yang belajar di pondok pesantren tersebut tidak hanya dari daerah Tasikmalaya dan Jawa Barat saja tetapi juga banyak santri yang datang dari berbagai wilayah di Indonesia untuk belajar ilmu agama. Bahkan, banyak juga santri dari mancanegara yang ingin ikut belajar di sini.

Nama Tasikmalaya sebagai Kota Santri semakin harum dan dikenal luas setelah H. Mu’min Ainul Mubarok S.Pd.I dinobatkan sebagai Qori terbaik dunia pada tahun 2008. Prestasinya tidak hanya berhenti sampai di situ saja. Beliau juga meraih predikat sebagai Qori Terbaik Internasional pada tahun 2009 di Iran setelah mengalahkan beberapa rivalnya dari negara-negara lain.

Dengan prestasi tersebut, tentu saja Tasikmalaya memang harus bangga karena memiliki santri-santri teladan dan juga diakui di dunia Internasional. H. Mu’min sendiri mengaku puas dan bangga atas prestasi yang berhasil ia raih. Ia sangat bersyukur dan tidak menyangka bisa menjadi Qori terbaik dunia. Apalagi, pesaing-pesaing lain yang ia hadapi juga tidak mudah karena berasal dari negara lain.

Berkat prestasinya yang gemilang tersebut, tidak heran jika H. Mu’Min ini sering mendapat undangan baik di tingkat nasional maupun tingkat internasional. Beliau pun kini sering pergi ke luar negeri untuk mengisi acara keagamaan. Beberapa negara yang sering ia kunjungi di antaranya adalah India, Hongkong, Pakistan, dan bahkan ia juga diundang ke Amerika.

Banyaknya orang yang ingin mendengarkan suara merdu H. Mu’min membuat jadwal panggilannya padat. Hal ini membuat pengundang harus sudah kontak terlebih dahulu minimal lima bulan sebelumnya untuk mengatur jadwal.

H. Mu’min tinggal di Kampung Nagarakasih, Kelurahan Kersanagara, Cibeureum, Tasikmalaya. Walaupun beliau sibuk memenuhi permintaan undangan menjadi qori di berbagai daerah dan negara, beliau menyempatkan waktu untuk mendirikan Pondok Pesantren yang berdiri pada tahun 2010 lalu. Jumlah santri yang belajar di sini dibatasi hanya 35 orang saja. Hal ini bertujuan agar para santri benar-benar terbina dengan baik, khususnya di bidang qori dan qoriah.