Proses Terjadinya Gempa Bumi

Anda merupakan warga negara Indonesia? Apakah daerah dimana Anda tinggal sering dilanda gempa bumi?
Fakta bahwa Indonesia sering mengalami gempa bumi, telah sangat jelas menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara yang termasuk dalam subduction zone atau zona subduksi. Zona subduksi adalah zona dimana 2 lempengan bumi bertemu, yang sering menjadi penyebab gempa-gempa yang sering menyapa negara Indonesia.

Gempa bumi merupakan getaran atau guncangan pada permukaan bumi yang diakibatkan oleh adanya pelepasan energi dari dalam lapisan kerak bumi yang terjadi secara tiba-tiba, sehingga menyebabkan terjadinya gelombang seismik – rambatan energi yang disebabkan oleh adanya gangguan dari dalam kerak bumi, seperti halnya patahan atau retakan akibat tekanan pada lempengan bumi.

Gempa bumi terjadi ketika adanya 2 lempengan bumi yang bertemu di subduction zone, kedua lempengan bumi yang bertemu akan sama-sama mengalami tekanan. Tekanan yang semakin besar terhadap lempengan bumi, akan menyebabkan terjadinya retakan, atau patahan pada salah satu lempengan bumi. Retakan dan patahan tersebut akan menyebabkan guncangan atau getaran yang akan merambat naik ke permukaan bumi dan dirasakan oleh para penduduk kota.

Tingkat kedalaman terjadinya retakan biasanya akan mempengaruhi getaran atau guncangan yang merambat naik ke permukaan. Berdasarkan tingkat kedalaman terjadinya retakan atau patahan pada lempengan bumi, gempa bumi dapat dibedakan menjadi 3 jenis.

  1. Gempa bumi dangkal. Gempa bumi dangkal biasanya terjadi pada kedalaman sekitar 100 km di bawah permukaan bumi. Gempa sejenis ini biasanya menyebabkan kerusakan parah pada bangunan di sekitar lokasi kejadian gempa.
  2. Gempa pertengahan. Gempa bumi jenis ini terjadi pada kedalaman sekitar 100-300 km di bawah permukaan bumi. Gempa jenis ini dapat menimbulkan kerusakan ringan, dan guncangan yang sedikit berkurang dari gempa bumi dangkal.
  3. Gempa bumi dalam. Terjadi pada tingkat kedalaman sekitar 300 km di bawah permukaan bumi. Berpotensi kecil dalam menyebabkan kerusakan, namun getaran masih dapat sedikit dirasakan oleh penduduk kota.

Gempa bumi yang terjadi selama ini tidak hanya berasal dari retakan atau patahan dari lempengan bumi, namun dapat juga disebabkan oleh letusan gunung berapi. Maka dari itu, gempa bumi dapat dikategorikan menjadi 2 jenis berdasarkan faktor penyebab terjadinya.

  1. Gempa tektonik. Gempa yang terjadi karena adanya aktifitas lempengan bumi yang berupa patahan dan pergeseran  akibat adanya arus konveksi.
  2. Gempa vulkanik. Gempa jenis ini disebabkan oleh adanya cairan magma yang menyeruak keluar dari dalam kerak bumi pada saat erupsi yang pada akhirnya menyebabkan retakan. Retakan yang terjadi itulah yang akan menyebabkan guncangan pada permukaan bumi di sekitar lokas gunung berapi.

Getaran yang disebabkan oleh gempa bumi dapat diukur dengan alat yang bernama seismometer, yang mana nantinya akan menunjukkan seberapa kuat getaran yang disebabkan oleh gempa bumi tersebut dengan garis-garis berbentuk zig-zag.
Tidak perlu terlalu khawatir, karena gempa bumi yang terjadi di Indonesia kebanyakan tidak menyebabkan kerusakan yang terlalu parah. Akan tetapi, tetaplah waspada dan jauhi bangunan ketika terjadi gempa.