Isi dan Arti Filsafat

Isi dan Arti Filsafat. Setelah kemarin saya memberikan artikel tentang Pengertian Filsafat, Cabang-cabang Filsafat dan Filsafat Umum : Pengantar Filsafat untuk Mahasiswa, sekarang saya akan memberikan penjelasan tentang Isi dan Arti Filsafat. Materi ini masih lanjutan tentang posting tentang filsafat di blog ini.

Latar Belakang Kelahiran Filsafat

Latar belakang lahirnya filsafat adalah dorongan keingin tahuan manusia akan pengetahuan yang hakikat, sebab-musabab keberadaan dan bagaimana mencipkan barang-barang yang senilai yang dilatarbelakagi oleh tujuan-tujuan tertentu (sehinga kegunaan) bagi perkembagan hidup dan kehidupannya. Oleh karena itu, keingintahuan manusia itu bersifat dinamis secara terus-menerus dan konsisten bergerak sampai keakar-akarnya. Isi dan Arti Filsafat.

Rasa ingin tahu sampai keakar-akarnya itulah sebagai pertanda bahwa filsafat sudah lahir. Maka dari itu dapatlah dikatakan bahwa latar belakang lahirnya filsafat ada dua yaitu :

  • Interen : yang dimaksut faktor intern adalah kecenderungan atau dorongan dari dalam diriu manusia, yaitu rasa ingin tahu
  • Eksteren : faktor eksteren adalah adanya hal atau sesuatu yang menggejala dihadapan manusia sehinga menimbulkan rasa heran dan rasa kagum.

Sebab itu dapat dikatakan secara lebih tegas lagi bahwa filsafat itu lahir dalam diri manusia pada saat ia mulai merasakan kagum dan ingin tahu, kemudian memikirkan secara radikal mengenai hal-hal atau segala sesuatu yang menggejala dihadapannya.

Pendekatan Etimologis

Menurut perkataannya (etimologis) filsafat berasal mula dari kata Yunani “Philosophi” (dari kata philein yang artinya mencintai atau philia yang berarti cinta, dan Sophia yang berarti kearifan) yang kemudian menjadi kata “philosophy” (dalanm bahasa inggris). Filsafat biasanya diterjemahkan sebagai “cinta kearifan atau kebijaksanaan”

Dari kata “cinta” dalam kebijaksanaan dapat dipahami secara jelas bahwa ada kecenderungan secara terus menerus untuk menyatu dengan pengetahuan ilmiah yang mengandung nilai-nilai kebenaran, kebaikan dan keindahan. Jadi seorang filuf adalah orang yang terus-menerus berkecenderugan untuk menyatukan dirinya dengan pengetahuan yang mendalam dan meluas, teguh pada prinsip kebenaran ilmiah yang berguna bagi manusia demi dinamika hidup dan kehidupan, sehingga membuat perasaan menjadi selalu tertarik (tidak membosankan).   Isi dan Arti Filsafat.

Filsafat adalah Berpikir Ilmiah

Dalam menghadapi berbagai masalah hidup di dunia ini, manusia akan menampilkan berbagai alat untuk mengatasinya. Alat itu adalah pikiran atau akal yang berfungsi di dalam pembahasannya secara filoslofis tentang masalah yang dihadapi. Seperti yang disebut Prof. Mulder, berpikir ilmiah itu mengandung khasiat tertentu, yaitu mengebstrahir pokok persoalan, berelasi (sistem), di antaranya:

 Mengabstrhair pokok persoalan

Mengabsthair adalah membuang sifat-sifat yang tampak satu persatu, sehingga tinggallah suatu gambaran yang sifatnya universal.

Bertanya terus-menerus sampai batas akhir

Yang dimaksud bertanya terus menerus adalah bukan sekedar bertanya tanpa arah, melainkan kontinuitas pertanyaan yang betul-betul terarah kepada keselesaiaan akan objek yang sedang di pikirkan.

Beralasan

Berfikir ilmiyah haruslah beralasan karena merupakan tanggung jawab atas suatu tindakan tertentu.

Harus sistematis

Erfilsafat bukanlah merenung tanpa isi/melamun belaka tapi bagaimana cara berfikir ilmiyah mengenaio suatu hal yang perlu disusun sebagai suatu sistem, yaitu bagian yang satu dengan yang lain harus saling berhubungan dari semua bagian merupakan kesatuan serta kebutuhan , tidak boleh dipisah-pisahkan dan tidak boleh berdiri sendiri. Isi dan Arti Filsafat.

Ciri-ciri khas berfikir filsafat

Ciri berfikir filsafat yaitu:

  • Adanya inter-relasi (saling berhubungan) diantara jawaban kefilsafatan. Hal ini berarti bahwa didalam menjawab suatu pertanyaan filsafat, jawabanya harus memenuhi pertanyaan yang saling berhubungan. Sebab suatu pertanyaan yang telah terjawab tentu menimbulkan pertanyaan baru.
  • Pikiran filosofis harus runtut (koheren), artinya koherensi berfikir filosofis tidak adanya loncatan-loncatan, kekacauan-kekacauan dan berbagai konteradiksi.

Pendekatan Menurut Beberapa Definisi

a. Plato (427-347 SM)

Dengan metode dialektika (diskusi), Plato mengembangkan pengetahuan kefilsafatan. Ia mengatakan bahwa fisafat harus berlangsung dengan mengeritik pendapat-pendapat yang berlaku. Jadi kearifan atau pengetahuan intelektual itu diperoleh melalui proses pemikiraan secara kritis, diskusi dan penjelasan gagasan-gagasan.

b. Aristoteles (384-322 SM)

Dalam bukunya “Metaphysics” dinyatakan bahwa filsafat sebagai ilmu menyelidiki tentang hal ada sebagai hal yang ada yang berbeda dengan bagian-bagiannya yang satu atau lainnya. Ilmu ini juga dianggap sebagai ilmu yang pertama dan terahir, sebab secara logis disyaratkan adanya ilmu lain yang juga harus dikuasai, sehinga untuk  memahaminya orang harus menguasai ilmu-ilmu yang lain. Isi dan Arti Filsafat.

Konsep Abad Pertengahan (abad 6-13M)

Dalam abad pertengahan, filsafat dianggap sebagai pelayan teologi, yaitu sebagai sarana untuk menetapkan kebenaaran-kebenaran mengenai Tuhan yang dapat diciptakan oleh akal mahluk manusia. Filsafat bebas menyelidiki dengan metode-metode yang rasional, asalkan kesimpulannya tidak bertentangan dengan kebenaran-kebenaran yang tetap dari teologi.

1. Sir Francis Bacon (1561-1650 M)

Pemikirannya menjadi titik kebangkitan filsafat modern yang mengatakan bahwa “filsafat adalah induk agung dari ilmu-ilmu”. Filsafat menangani semua pengetehuan sebagai bidangnya.

2. Rene Descartes (1590-1650)

Tokoh rasionalisme abad modern ini berpendapat bahwa “filsafat merupakan kumpulan segala peengetahuan dimana Tuhan, alam dan manusia menjadi pokok penyelidikan”

3. Herbert Spence (1820-1903)

Baginya filsafat masih tepat untuk dipertahankan sebagai nama bagi pengetahuan tentang generalisasi yang tingkatnya paling tinggi. Ini secara diam-diam dikuatkan oleh tercakupnya Tuhan, alam dan manusia dalam lingkungannya

4. Jhon Deway

Filsafat merupakan alat untuk membuat penyesuaian-penyesuaian diantara yang lama dan yang baru dalam suatu kebudayaan.

Pada umumnya, aliran filsafat ini mempunyai ciri-ciri khusus yaitu pemikiran terpusat kepada manusia meskipun bukan merupakan filsafat manusia khusus. Adapun objek atau sasaran utamanya adalah memehami realitas secara menyeluruh.

Para Filsuf Analitis

Para filusuf abad sekarang ini (filusuf analitis) mempetahankan bahwa intisari filsafat adalah analitis kritis terhadap konsep-konsep dasar yang dengannya orang berpikir tentang dunia dan kehidupan manusia.

Louis O. Kattsoff

Mengatakan bahwa filsafat “bukan membuat roti”. Namun demikian filsafat dapat menyiapakan tungkuannya, menyisipkan noda-noda dari tepungnya, menambah jumlah bumbunya secara layak dan mengangkat roti itu dari tungku pada waktu yang tepat.

1. Filsafat hidup dan filsafat akademik

a. Filsafat hidup

Filsafat yang bersangkutan dengan kehidupan sehari-hari maksutnya adalah suatu pandangan hidup yang menjadi pedoman dalam pengaturan sikap, cara dan tingkah laku hidup sehari-hari dalam rangka mencapai tujuan hidup, adanya tujuan hidup menetukan adanya pandangan hidup atau yang sering di sebut sebagai filsafat hidup. Keberadaan manusia di dunia ini adalah untuk mepertanggung jawabkan kehidupannya agar sampai pada tujuan hidup berupa kebahagiaan abadi.

Filsafat hidup atau pandangan hidup yang terkandung didalamnya suatu tujuan hidup itu adanya ditentukan oleh pandangan tentang asal mula manusia dan alam semesta ini, tidak ada yang hidup di dunia ini tanpa tujuan hidup. Sehingga tidak ada orang yang tidak mempunyai filsafat hidup.  Hanya saja, jenis dan kualitas filsafat hidup itu berbeda-beda, pada umumnya filsafat hidup berasal atau terbentuk dari kehidupan keagamaan dan adat istiadat sertra kebudayaannya. Filsafat hidup ini bersifat tertutup, artinya filsafat itu ada karena telah ditentukan oleh norma-norma keagamaan, adat istiadat dan budaya sosial yang sedang berlaku.  Isi dan Arti Filsafat.

b. Filsafat akademik

Filsafat akademik bersifat rasional terbuka, dipelajari secara metodik dan sistematik menurut pendekatan-pendekatan tertentu untuk mencapai kebenaran dan hakiki mengenai objek yang dipelajari.

Filfasat akademik mempunyai tujuan dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai sarana penyelenggaraan hidup sehari-hari. Filsafat perlu dipelajari secara akademik menurut perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terarah kepada kebaikan umum.

Filsafat hidup dan filsafat akademik itu ada keterkaitannya. Diantara kduanya terkandung hubungan yang kualistik. Adanya filsafat hidup yang menyebabkan adanya filsafat akademik. Yang hakiki didalam filsafat hidup adalah tujuan hidup manusia yaitu kebahagiaan abadi. Kiranya tujuan ini tidak berbeda dengan tujuan filsafat yang dipelajari secara akademik. Keduanya hanya berbeda dalam hal sikap, cara dan tingkah laku.

Filsafat akademik selalu mencoba berupaya membuka tabir yang menyelimuti sesuatu hal, membongkar tradisi dan menciptakan pola hidup kearah pembaruan sehingga hidup ini berkembang sesuai dengan kodrat manusia itu sendiri. Isi dan Arti Filsafat.