Penatalaksanaan Hipertensi

Penatalaksanaan Hipertensi. Sebelumnya kita telah melihat lebih jauh tentang pengertian hipertensi. Kali ini kita akan melihat bagaimana penatalaksanaan hipertensi. Kebanyakan pasien yang menderita hipertensi tidak mempunyai keluhan.Tetapi beberapa pasien mengeluh sakit kepala, lemas, sesak napas, kelelahan, gelisah, mual-muntah, epistaksis, kelemahan otot atau perubahan mental.

Oleh sebab itu, untuk memastikan kondisi pasien maka dilakukan pemeriksaan penunjang setelah pemeriksaan fisik dan riwayat penyakit (Rokhaeni dkk, 2001).

Riwayat penyakit
Pada riwayat penyakit ada beberapa hal yang perlu ditanyakan sebagai berikut:
1.  Riwayat hipertensi
2.  Riwayat penyakit jantung
3.  Riwayat penyakit serebrovaskuler
4.  Riwayat penyakit ginjal
5.  Riwayat penyakit diabetes
6.  Riwayat kehamilan
7.  Riwayat minum obat-obatan
Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik, bagian-bagian yang harus diperiksa adalah:
1.    Berat badan dan tinggi badan
2.    Mata : retina dan pupil
3.    Leher: JVP, bising
4.    Paru : pernapasan (irama, frekuensi, jenis suara nafas)
5.   Jantung : Tekanan darah diukur minimal 2 kali dengan tenggang waktu 2 menit dalam posisi berbaring atau duduk, dan berdiri sekurangnya setelah 2 menit. Pengukuran sebaiknya dilakukan pada kedua sisi lengan dan jika nilainya berbeda maka nilai tertinggi yang diambil. Periksa denyut nadi, suara jantung dan bising jantung 
6.   Abdomen : bising peristaltic
7.   Ekstremitas : reflex, edema
Pemeriksaan penunjang
Ada beberapa pemeriksaan penunjang yang harus dijalani oleh penderita:
1.    EKG : kemungkinan ada pembesaran ventrikel kiri, pembesaran atrium kiri. Adanya penyakit jantung koroner atau aritmia
2.    Laboratorium, pemeriksaan fungsi ginjal : urine lengkap (urinalisis) ureum, kreatinin, BUN dan asam urat, serta darah lengkap lainnya        
3.    Foto rontgen : kemungkinan ditemukan pembesaran jantung, vaskularisasi atau aorta yang lebar.
4.   Ekokardiogram : tampak penebalan dinding ventrikel kiri, mungkin juga sudah terjadi dilatasi dan gangguan fungsi sistolik dan diastolic. 
Menurut Patric Davey (2005) dalam penatalaksanaan hipertensi berdasarkan sifat terapi terbagi menjadi 3 bagian, sebagai berikut:
a. Terapi menyeluruh
Faktor risiko kardiovaskular lain  juga harus ditangani, misalnya merokok, kontrol diabetes, kolesterol (sering diindikasikan terapi statin)
b. Terapi nonfarmakologis
Modifikasi gaya hidup (penurunan berat badan, mengurangi konsumsi garam dan alkohol. Olahraga teratur) mungkin cukup untuk hipertensi ringan.Terapi farmakologis bila tekanan darah terlalu tinggi pada beberapa kali pencatatan atau pada pemantauan tekanan darah 24 jam.
c. Terapi farmakologis
1.   Bloker ?, seperti metoprolol, propanolol, atenolol, menurunkan denyut jantung dan tekanan darah. Manfaat dari jangka panjang dari penggunaanya tak diragukan lagi, terutama pada penyakit koroner. Efek samping antara lain : letargi, impotensi, perifer dingin, dan hiperlipidemia. Kontraindikasi pada penderita asma, hati-hati bila digunakan pada penderita penyakit vaskuler perifer.
2. Diuretik berfungsi mengeluarkan cairan/kencing, seperti bendrofluazid, hidroklorotiazid. Termasuk golongan obat aman dan efektif.
3.   Antagonis kanal kalsium (calcium channel): vasodilator yang menurunkan tekanan darah, seperti nifedipin (menyebabkan takikardia refleks kecuali diberikan juga ? bloker). Diltiazem dan verapamil menyebabkan bradikardia, bermanfaat bila ada kontraindikasi ? bloker. Efek samping: muka merah, edema pergelangan kaki, perburukan gagal jantung.
4. Inhibitor enzim pengubah angiotensin (angiotenzim converting anzym [ACE]), seperti kaptopril, enalapril, lisinopril dan ramipril, memberikan antihipertensi dengan menghambat pembentukan angiotensin II.
5.  Antagonis reseptor angiotensin II, seperti losartan dan valsartan, bekerja antagonis terhadap aksis angiotensin II-renin.
6.  Antagonis ?, seperti deksazosin. Vasodilator yang menurunkan tekanan darah dengan bekerja terhadap reseptor ?-adrenergik pada pembuluh darah perifer.
7.   Obat-obat lain misalnya obat yang bekerja sentral seperti metildopa, atau moksonidin yang lebih baru.  
Baca juga pengertian hipertensi