Sistem Ekskresi pada Manusia

Sistem Ekskresi. Ekskresi pengeluaran zat buangan/zat sisa hasil metabliisme. Sistem ekskresi adalah suatu organ untuk mengelurakan bahan-bahan yang tidak dibutuhkan  atau tidak berguna atau berbahaya bagi sel.

Masalah pembuangan hasil-hasil metabolisme dan memelihara jumlah air dalam tubuh supaya seimbang pada vertebrata dilakukan dengan berbagai cara. Pada manusia juga menghadapi masalah bagaimana membuang sisa-sisa metabolisme yang mengandung nitrogen ini keluar dari tubuhnya tanpa kehilangan air terlalu banyak. Protein merupakan bagian yang cukup besar bagi manusia, akan tetapi ironisnya hasil metabolitnya merupakan sumber masalah dalam ekskresi. Proses pada pencernaan, akan dihidrolisis menjadi asam amino akan berfungsi sebagai kerangka dasar bagi protein dan molekul-molekul lain yang tak terlalu berbeda strukturnya. Namun kebanyakan asam amino akan dipecah lebih lanjut oleh hati untuk disimpan sebagai sumber energi. Khutbah Idul Fitri Terbaru dan SMS Lebaran

Sekarang langkah awal untuk memperoleh energi dari asam amino adalah dengan cara membuang nitrogennya, sehinga tidak ada nitrogen yang memasuki daur energi aerob mupun anaerob. Nitrogen yang sudah dilepasa dari protein biasanya berakhir dengan membentuk tiga ikatan hidrogen yaitu NH2 atau amonia merupakan racun yang mematikan. Sehingga timbul masalah lain yaitu bagaimana cara membuang amonia ini.

Amonia tidak dapat keluar melalui paru-paru sebagaimana halnya karbon dioksida, sehingga harus diekskresikan melalui ginjal, namun amonia yang sangat beracun ini harus dilarutkan dulu sehingga dapat ditoleransi oleh tubuh dan akibatnya dalam proses ekskresinya terpaksa menggunakan banyak air. Karena karbon dioksida ditambahkan ke amonia untuk membentuk urea, yang dalam konsentrasi tinggi dapat ditoleransi oleh tubuh manusia tanpa akibat yang merugikan. Urea sudah cukup encer kemudian dibuang melalui urin

Organ Ekskresi pada Manusia

Adapun organ-organ yang melibatkan sistem ekskresi pada manusia yaitu organ ginjal, organ paru-paru, dan organ kulit dan organ hati, tapi yang paling berpengaruh/penting dari keempat organ tersebut adalah ginjal

1. Ginjal

Ginjal manusia ada dua buah, yaitu ginjal kanan dan ginjal kiri. Ginjal berbentuk kacang merah dengan ukuran kira-kira 1 cm, lebar 6 cm dan tebalnya 3 cm, atau berukuran seperti kepalan tangan manusia biasa. Ginjal terletak dalam rongga perut  di sebelah kiri dan kanan tulang belakang. Ginjal kana lebih rendah letaknya dibandingkan dengan ginjal kiri, karena disebelah kanan atas ginjal terdapat hati.

Jika ginjal dipotong melintang maka nampak korteks dan medula. Korteks berwarna pucat dengan pelunakan kasar, sedangkan medula berwarna agak gelap yang terdiri dari 12-20 piramid. Unit fungsional ginjal adalah nefron yang pada manusia setiap ginjal mengandung 1-1,5 juta nefron yang selama 24 jam mampu menyaring darah 170 liter. Nefron ini berada pada korteks dan medulla. Setiap nefron terdiri atas gramerulus yang mmengandung kapsula bawnan dan tubulus. Tubulus terdiri dari tubulus proksimalis, lengkungan henle (loop of henle) dan tubulus distalis

a. Fungsi ginjal

Fungsi utama ginjal adalah mempertahankan komposisi dan volume cairan dalam tubuh agar tetap konstan. Mekanisme utama di dalam mempertahankan homeostatis tersebut adalah melalui fungsi ekskresinya. Untuk mempertahanlan suatu “internal Enviroment” (lingkungan dalam) yang konstan, ginjal harus memberikan suatu reaksi yang tepat terhadap keadaan-keadaan yang menimbulkan perbahan homeostatis

Namun secara spesifik fungsi ginjal  adalah sebagi berikut

  1. Mempertahankan air dan osmolalitas yang normal terdapat dalam tubuh
  2. Mempertahankan elektrolit utama daru cairan tubuh terutama ion natrium, kalium, bikarbonat, clorida dan hidrogen.
  3. Mengeluarkan kelebihan air dan elektrolit (terutama hidrogen)
  4. Mengeluarkan sisa metabolisme tubuh

Fungsi ginjal dimulai pada glomerulus yaitu pembentukan citra fitrat dari plasma. Ultra fitrat akan memasuki kapsula bawman dan menuju kelumen pada tubulus proximal. Ketika fitrat melalui berbagai segmen pada tubulus terjadilah perubahan-perubahan volume dan komposisi cairan fitrat sebagai kaibat proses cabsorspsi dan sekresi di sepanjang tubulus.

Banyak bahan-bahan yang difiltrasi pada glomerulus akan dicabsorpsi pada tubulus dan  dikembalikan kedalam darah. Misalnya glukosa dan asam amino direabsorpsi hampir sempurna, sehingga hanya muncul dalam urine pada keadaan yang tidak normal. Dengan demikian ketiga proses ini yaitu filtrasi, glomerulus, reabsorpsi tubulus dan sekresi tubulus sangat penting dalam proses pembentukan urine.

Tabel 3-1 perbedaan konsentrasi beberapa bahan penting antara urine dan plasma

BAHAN

KONSENTRASI DALAM

URINE

PLASMA (P)

RASIO O/P

Glukosa (mg/dl)Nat (med/l)Urea (mg/dl)

Creatinine (mg/dl)

0

90

900

100

150

15

0

0.6

60

150

Pada tabel 3-1 dilihat perbedaan antara kompisisi plasma dan urine, yang menunjukkan bahwa sisa metabolisme dikeluarkan (urea, creatinie), sedang air metabolit dan elektrolit yang penting dipertahankan (glukosa, natrium). Komposisi urine dapat bervariasi sebagai usaha dari mekanisme regulatoris homeostatik untuk mencegah perubahan komposisi cairan eksternal, dengan merubah jumlah air dan sulut tertentu dalam urine.

Dari pelvis renalis yang terbentuk akan berjalan ke kandung kencing dan akan dikeluarkan melalui proses urnasi (miksi). Selain fungsi yang disebut di atas, ginjal mempunyai beberapa fungsi lain:

  1. Mengatur keseimbangan asam basa. Ginjal menjalankan fungsi ini dengan cara ekskresi ion H+ dan ion HCO3 atau ion-ion tersebut
  2. Mengekskresi bahan-bahan yang telah didetoksifikasi
  3. Mempunyai fungsi endokrin, yaitu menghasilkan: Penin, yang penting untuk pembentukan angiotensin, Entropicin, yang penting untuk pematangan evitrasit dan Prostaglandin
  4. Mengubah vitamin D menjadi bentuk yang aktif, yaitu 1,25 dihidroxycholecalciferol ini penting untuk absorpsi dan transport kalsium pada traktus grastrointestinalis
  5. Sintese amania dari asam amino
  6. Melepaskan glukosa ke dalam sirkulasi selama starvasion (puasa)

b. Struktur dan anatomi fungsional ginjal

Pengertian kita tentang fungsi ginjal dan peranan dalam regulasi volume dan komposisi cairan tubuh sangat berhubungan pengertian kita tentang struktur ginjal sendiri. Dengan ini kami akan menjelaskan struktur dan organisasi ginjal baik secara makroskopis mapun mikroskopis meliputi parenkin ginjal, nefrom, susunan pembuluh darah dan susunan ginjal.

Pada potongan longitudinal pada ginjal terlithat:

  1. Susunan ekstretoris pada bagian medial dan dalam
  2. Parenkim ginjal yang mengelilingi saluran ekskresi  yaitu: medulla dan korteks ginjal

Saluran-saluran ekskresi akan membentuk suatu saluaran yang menuju kekandungan kencing. Saluran ini terdiri atas calyces mayor ureter terletak pada ginjal. Medulla terdiri dari beberapa struktur (6-10 buah) yang apeks (puncaknya) mengarah ke lumen calycerminor dan berhubungan dengan papilia renalis (gambar 3.1). oleh karena itu, ginjal manusia disebut multipapiler, berbeda dengan ginjal tikus yang unipapiloer

Mikorkospis

Unit fungsional ginjal adalah “Nefron” pada manusia setiap ginjal mengandung 1-1,5 juta nefron (oliver 1968). Setiap nefron terdiri dari dua bagian utama yaitu glamerulus, yang sering juga disebut kapsula bawman, dan tubulus. Tubulus terdiri dari 3 bagian yaitu tubulus proksimal, lengkungan henle (loop of henle) dan nefron distalis (tubulus distalis). Beberapa nefron distalis akan berasatu pada suatu segmen yang terakhir. Yang disebut duktus colektivus (tubulus kolektifus), galmerulus, tubulus proksimalis dan distalis terletak pada korteks, sedangkan lengkungan henle dan duktus kolektifus terletak pada medulla ginjal

Nefron dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu:

  1. Nefron kortikalis yaitu nefron yang glamerulix terletak pada bagian luar korteks dengan lengkunga henle yang pendek dan tetap berada pada  korteks atau mengadakan penetrasi hanya sampai ke zona luar medula
  2. Nefron juxta medullanis yaitu nefron yang glomerulix terletak pada bagian dalam dari korteks dekat hubungan corteks medulla (cortico medullan junchion) dengan lengkungan henle yang panjang dan turun jauh kedalam sampai kezona dalam dari medulla, sebelum berbalik dan kembali ke korteks

Pada manusia kira-kira 85% dari nefron adalah kortikalis dan 15% lainnya adalah nefron JM (valtin 1977)