Pengertian Media Non-IT (Konvensional). Kelompok kategori media non IT didasarkan kepada cara pengelompokkan atau klasifikasi media berdasarkan diperlukan tidaknya perangkat elektronik untuk menjalankan media tersebut. Menurut Abdulhak & Sanjaya (1995), media non elektronik adalah media yang dapat digunakan tanpa bantuan alat-alat elektronik seperti media grafis, model, chart, mock-up, specimen dan sebagainya. Karena tidak adanya tuntutan perangkat elektronik yang pada umumnya memerlukan energi listrik, memungkinkan kelompok media ini dapat digunakan di berbagai daerah yang belum memiliki sumber energi listrik.
Media grafis dan chart tentunya bukan hal yang asing bagi Anda. Ketika Anda memperhatikan presentasi dari seseorang, seringkali presenter menunjukkan grafis, gambar atau chart untuk memperjelas pesan yang ingin disampaikannya kepada yang hadir. Namun demikian peranan media ini dalam menyampaikan pesan terbatas hanya dapat dicerna melalui penginderaan mata. Sehingga dalam konteks belajar mengajar tidak banyak menuntut siswa untuk menggunakan alat indera lainnya.
Berbeda dengan media grafis dan chart, specimen (kita kenal dengan istilah media asli) dan model dapat memberi kesan lebih terhadap siswa. Kedua kelompok media tersebut bersifat tiga dimensi sehingga dalam perannya sebagai penyampai pesan akan lebih akurat.
Contoh inovasi Media Konvensional
Pengertian Media Asli
Media asli atau specimen merupakan obyek sebenarnya yang digunakan sebagai alat bantu pembelajaran. Cakupan media asli dalam pembelajaran biologi sangat luas, mulai dari bagian kecil dari suatu obyek sampai ke obyek utuh lengkap dengan habitatnya. Berdasarkan ukurannya mulai dari obyek yang besar sampai dengan obyek mikroskopis yang hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop. Media asli sering juga disebut sebagai realia karena media tersebut adalah obyek nyata (real), dalam kaitan materi biologi adalah makhluk hidup utuh atau bagian-bagiannya.
Macam-macam Media Asli
Media asli dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa cara, misalnya dari ukurannya, keutuhannya, kondisinya dan sebagainya. Dalam hal ini kami menagngkat contoh media asli didasarkan pada kondisinya, yakni dikelompokkan menjadi media segar dan media awetan.
Media segar
Media segar atau seringkali disebut sebagai preparat segar dapat diartikan sebagai media yang langsung disiapkan dan dipakai saat media tersebut masih benar-benar alami. Keuntungan media atau bahan segar tersebut antara lain kondisi media yang sama persis dengan keadaan alaminya, seperti ukuran, warna serta perilakunya (apabila media tersebut berupa hewan). Para siswa akan sangat diuntungkan dengan penggunaan media segar tersebut, karena apa yang mereka pelajari sangat menunjukkan kedekatannya dengan kehidupan sehari-hari. Contoh media segar yang umum digunakan dalam kegiatan pembelajaran biologi adalah:
- Tumbuhan dan bagian-bagiannya; akar, batang, daun, bunga, buah, biji, sporangium dan sebagainya.
- Binatang; mencit, burung merpati, katak hijau, ikan, udang, belalang, jangkrik, cacing tanah, Planaria dan sebagainya.
Media Awetan
Media awetan terdiri dari awetan basah dan awetan kering. Awetan basah dibuat dengan cara merendam tumbuhan dan atau binatang baik dalam bentuk utuh atau pun bagian-bagiannya dalam larutan pengawet. Awetan kering dibuat dengan cara mengeringkan tumbuh-tumbuhan, binatang atau bagian-bagiannya baik dengan atau tanpa bahan pengawet. Contoh yang paling populer adalah herbarium yang diawetkan dengan sublimat. Serangga tertentu dapat diawetkan dengan cara menaruh kapur barus di tempat penyimpanannya. Contoh media awetan kering lainnya adalah rangka hewan yang dipasang sesuai dengan struktur aslinya dan taksidermi. Sebagai ilustrasi perhatikan gambar 11. 4, bagaimana media asli dalam bentuk awetan tersebut ditata untuk digunakan sebagai media ketika KBM berlangsung.
Di atas telah dijelaskan berbagai macam jenis media asli. Inovasi merupakan penambahan sesuatu hal terhadap sesuatu yang sudah ada. Dari jenis-jenis media di atas, kami terinspirasi untuk menyajikan media asli tersebut dalam bentuk lain yakni “ media nature box. Media ini merupakan salah satu jenis media awetan asli yang utuh misalnya media awetan tumbuhan. Kemudian dengan sangat rapi organ – organ dari tumbuhan ini dipisah seperti akar, batang dan daunnya. Setelah dipisah, organ ini dikemas dalam kotak-kotak kecil yang pada akhirnya akan disusun kembali menajdi kesatuan yang utuh. Jadi media ini mirip puzzle. Dalam proses pembelajaran, media ini bisa langsung digunakan untuk mengevaluasi siswa. Misalnya, siswa disuruh menentukan atau melengkapi bagian yang kosong dari awetan tanaman tersebut setelah mendapat arahan atau petunjuk dari guru, atau siswa ditugaskan untuk membahas mengenai organ yang tidak terpasang atau menjawab soal-soal yang ada di balik masing-masing organ.
Model
Dalam hal ini kami tertarik untuk membahas sebuah model yag dapat dibongkar pasang sebagai suatu inovasi dalam media pembelajaran. Seperti yang kita ketahui bahwa model merupakan media yang hampir sama dengan media lain seperti torso atau gambar, hanya saja penyajiannya 3 dimensi atau timbul. Sejumlah model obyek biologi sengaja dibuat dengan bagain-bagian yang dapat dibongkar dan dipasangkan kembali. Contoh untuk ini adalah model tubuh manusia yang dirancang lengkap bagian struktur luar dan organ-organ dalam tubuh. Ketika model tersebut akan digunakan guru membantu siswa memahami struktur alat-alat pencernaan, dengan mudah guru dan siswa dapat membuka bagian luar tubuh serta menguraikan bagian alat-alat pencernaannya.Dalam proses evaluasi, model ini juga sangat membantu karena guru dapat melepaskan satu atau beberapa organ kemudian meminta siswa untuk menjelaskan bagaimana fungsi, struktur dan segala hal yang berkaitan dengan organ tersebut.
Baca juga Pengertian Inovasi Pembelajaran