Pengertian Motivasi Berprestasi Siswa

Sebelumnya kita telah membahas dalam mengenai Pengertian Minat Belajar dan Cara Validasi Instrumen Penelitian, kali ini kita akan melihat lebih jauh tentang pengertian motivasi berprestasi dalam diri siswa. Semoga bermanfaat.

Motivasi Berprestasi

James Drever (Slameto, 2003) mengatakan “motive is an affective-conative factor which operates in determining the direction of an individual’s behavior towards an end or goal consiustly apprehended or unconsiustly”. Dari definisi ini dapat dipahami bahwa motif erat kaitannya dengan tujuan yang akan dicapai. Di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat. Sedangkan penyebab berbuapt adalah motif itu sendiri sebagai daya pendorongnya atau penggeraknya

Winkel (1983) mendefinisikan motif sebagai daya penggerak dari dalam diri individu yang mendorongnya melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Jadi motif merupakan kondisi intern atau disposisi (kesiapsiagaan atau kecenderungan) seseorang. Bersesuaian dengan definisi ini, Suryabrata (1989) mengatakan motif adalah keadaan dalam diri individu yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Sedang Gerungan (1978) mengatakan motif pada manusia merupakan dorongan, keinginan, hasrat, dan tenaga penggerak lainnya yang berasal dari dalam dirinya untuk melakukan sesuatu.

Pengertian Motivasi Berprestasi Siswa

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud motif dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang timbul dari dalam diri individu yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Setiap kegiatan mempunyai motifnya tersendiri. Suatu motif selalu mempunyai tujuan. Sedangkan tujuan menjadi arah suatu kegiatan yang bermotif. Dalam kehiduapan sehari-hari motif sering dinyatakan dengan berbagai istilah, seperti hasrat, maksud, tekad, kemauan, kehendak, kebutuhan, cita-cita, keharusan, dan sebagainya.

Motivasi

Pada dasarnya motif dan motivasi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, namun secara konseptual dapat dibedakan karena motivasi merupakan hal-hal yang berkaitan dengan timbulnya dan aktifnya motif. Sardiman (2004) mengatakan bahwa berawal dari kata motif, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila untuk mencapai tujuan terasa sangat mendesak.

Herman Hudoyo (1990) mengatakan bahwa kekuatan pendorong yang ada dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk mencapai sesuatu tujuan disebut “motif”. Sedangkan segala sesuatu yang berkaitan dengan timbulnya dan berlangsungnya motif itu disebut “motivasi”. Hal ini berarti bahwa di balik setiap aktivitas seseorang terdapat suatu motivasi yang mendorongnya untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Muhari (1983) mengatakan bahwa kata “motivasi” menunjuk pada suatu proses. Jadi bila motif adalah alasan atau dorongan yang menggerakkan seseorang untuk berbuat, maka motivasi adalah proses pembangkitan geraknya. Proses pembangkitan gerak dalam diri seseorang sehingga selanjutnya orang tersebut melakukan sesuatu kegiatan.

Suryabrata (Djaali,2006), motivasi  adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan.Motivasi berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan (Sardiman, 1987).

Dari pengetian tersebut, terdapat tiga elemen penting tentang motivasi yaitu: (1) Motivasi mengawali terjadinya suatu perubahan energi pada diri setiap individu manusia. (2) Motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau feeling, afeksi seseorang. (3) Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi merupakan respon dari suatu aksi yakni tujuan, dimana tujuan tersebut menyangkut dengan kebutuhan.

Soedjadi (1983) mengemukakan bahwa setiap perbuatan seseorang karena motif tertentu, dapat dipengaruhi atau disebabkan oleh hal-hal di dalam dirinya sendiri dan juga dapat dipengaruhi atau disebabkan oleh hal-hal di luar dirinya. Dengan lain kata, terdapat dua macam motivasi, yaitu motivasi internal (intrinsik) dalam arti motivasi yang datang dari dalam diri seseorang, dan motivasi eksternal (ekstrinsik) dalam arti motivasi yang datang dari luar seseorang.

Dalam kaitannya dengan hal belajar, motivasi internal lebih efektif dalam mendorong seseorang untuk belajar daripada motivasi eksternal (Muhkal, 1994). Namun motivasi eksternal tetap diperlukan. Salah satu jenis motivasi internal adalah motivasi untuk berprestasi.

Motivasi Berprestasi

Kebutuhan untuk berprestasi pertama kali dikemukakan dan dirumuskan oleh Hanry Murray, kemudian dipopulerkan, dirumuskan kembali, dan diteliti secara intensif oleh David C, McClelland dan kawan-kawannya. Murray mendefinisikan motivasi untuk berprestasi sebagai hasrat seseorang untuk mengerjakan sesuatu yang sulit sebaik dan secepat mungkin (Koeswara, 1986). McClenlland mempopulerkan motivasi berprestasi dengan istilah “n-achievement” singkatan dari “need for achievement”, kebutuhan untuk meraih prestasi (Muhari, 1983).

Menurut Djaali (2006), suatu prestasi atau achievement berkaitan erat dengan harapan (expectation). Inilah yang membedakan antara motivasi berprestasi dengan motivasi lainnya seperti lapar, haus, dan motiv berprestasi lainnya.Harapanseseorang terbentuk melalui belajar dalam lingkungnnya. Suatu harapan selalu mengndung standar keunggulan (standar of excellence). Standar ini mungkin berassal dari tuntutan orang tua atau lingkungan kultur seorang dibesarkan. Oleh karena itu, standar keunggulan merupakan kerangka acuan bagi seseorang tatkala ia belajar mengerjakan suatu tugas, memecahkan masalah dan mempelajari keterampilan lainnya.

Motivasi berprestasi sebagai suatu kondisi pendorong dalam diri individu yang memegang peranan penting dalam beberapa situasi untuk memelihara atau membuat penampilan atau keunggulan dirinya yang tinggi. Dan menurut Sardiman (1987) motivasi berprestasi adalah dorongan yang menggerakkan seseorang untuk melakukan keinginan yang dilandasi adanya tujuan mencapai prestasi yang baik. Dengan demikian motivasi berprestasi dapat mendorong usaha-usaha pencapaian hasil belajar yang maksimal termasuk dalam bidang matematika.

Berdasarkan dengan uraian yang dikemukakan di atas, maka yang dimaksud motivasi berprestasi dalam penelitian ini adalah daya penggerak dari dalam diri siswa yang mendorongnya untuk mencapai prestasi belajarsetinggi mungkin berdasarkan standar keunggulan tertentu.