Faktor-faktor Penyebab Kesalahan dalam Menyelesaikan Soal-soal Kubus dan Balok

Kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal matematika materi kubus dan balok dapat diketahui setelah siswa selesai mengerjakan soal yang telah diteskan, baik secara tuntas maupun belum tuntas.

Kesalahan dalam menyelesaikan soal matematika dapat dimanfaatkan untuk mendeteksi kesulitan belajar matematika, jika dengan mengetahui kesalahan dalam menyelesaikan suatu soal matematika akan dapat ditelusuri kesulitan dalam belajar matematika.

Faktor-faktor Penyebab Kesalahan dalam Menyelesaikan Soal-soal Kubus dan Balok

Kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal matematika itu disebabkan oleh kemampuan yang dimiliki, seperti pemahaman siswa tentang definisi, teorema, rumus dan proses pembelajaran. Selain itu bisa juga disebabkan oleh kurangnya tingkat penguasaan materi, kecerobohan dan juga kondisi kesiapan siswa dalam belajar.

Berbicara tentang kesalahan siswa, ada beberapa faktor yang mempengaruhi siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal matematika, yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar matematika. Djamarah (Ahmad, 2008: 8), menggolongkan faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar menjadi dua, yaitu faktor dari luar dan faktor dari dalam. Yang merupakan faktor dari luar adalah lingkungan (alami dan sosial) dan instrumental (kurikulum, program, guru, sarana dan fasilitas) yang merupakan faktor dari dalam adalah fisiologi (fisik) dan psikologi (bakat, minat, kecerdasan, motivasi, kemampuan kognitif).

Sejalan dengan pendapat Djamarah, Syah (2005: 144-155) menyatakan bahwa secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu faktor intern dan faktor ekstern.

Faktor Intern siswa

Faktor yang berasal dari dalam diri siswa meliputi dua aspek yaitu aspek fisiologis dan psikologis.

1. Aspek fisiologis

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Misalkan kondisi tubuh yang lemah apalagi disertai kepala pusing dapat menurunkan kualitas ranah kognitif sehingga materi yang dipelajarinya kurang atau tidak berbekas.

2. Aspek psikologis

a) Inteligensi siswa

Inteligensi sebenarnya bukan merupakan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga merupakan kualitas organ-organ tubuh lainnya. Akan tetapi memang harus diakui bahwa peran otak dalam hubungannya dengan inteligensi manusia lebih menonjol dari pada organ-organ tubuh lainnya, lantaran otak merupakan pengontrol hampir seluruh aktivitas manusia. Ini bermakna semakin tinggi kemampuan intelegensi seorang siswa maka semakin besar peluangnya dalam meraih sukses.

b) Sikap siswa

Sikap adalah gejala internal berdimensi efektif yang berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon (respons tendency) dengan cara relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya baik secara positif ataupun negatif. Sikap siswa yang positif, terutama kepada guru dan bidang studi yang disajikan merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa tersebut sedangkan sikap negatif siswa kepada guru dan bidang studi yang diajarkan yang diiringi kebencian maka akan dapat menimbulkan kesulitan belajar siswa tersebut.

c) Bakat siswa

Sebetulnya setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Jadi secara global bakat itu mirip dengan inteligensi. Itulah sebabnya seorang anak yang berinteligensi sangat cerdas (superior) atau cerdas luar biasa (very superior) disebut juga sebagai talented child atau anak berbakat.

d) Minat siswa

Secara sederhana, minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Umpamanya seorang siswa yang menaruh minat besar terhadap matematika akan memusatkan perhatiannya lebih banyak dari pada siswa lainnya.

e) Motivasi siswa

Motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi yang mempengaruhi faktor intern siswa adalah motivasi intrinsik. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar.

Faktor ekstern siswa

Faktor ekstern terdiri atas dua macam yakni faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial.

1) Lingkungan sosial

  1. Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Para guru yang selalu menunjukkan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri teladan yang baik khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin membaca dan berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa.
  2. Lingkungan sosial masyarakat adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan di sekitar perkampungan siswa tersebut. Misalnya kondisi masyarakat di lingkungan kumuh yang serba kekurangan dan anak-anak pengangguran mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Paling tidak, siswa tersebut akan menemukan kesulitan ketika memerlukan teman belajar atau berdiskusi.
  3. Lingkungan sosial keluarga. Yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar adalah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Seperti kelalaian orang tua dalam memonitor kegiatan anak, dapat menimbulkan dampak lebih buruk lagi. Dalam hal ini, bukan saja anak tidak mau belajar melainkan juga ia cenderung berperilaku menyimpang.

2. Lingkungan non sosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

Contoh: kondisi rumah yang sempit dan berantakan serta perkampungan yang terlalu padat dan tak memiliki sarana umum untuk kegiatan remaja seperti lapangan volli akan mendorong siswa untuk berkeliaran ke tempat-tempat yang tak pantas dikunjungi. Kondisi rumah dan perkampungan seperti ini jelas berpengaruh buruk terhadap kegiatan belajar siswa.

Selanjutnya Menurut Hudoyo (Ahmad, 2008: 9) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar matematika adalah peserta didik, pengajar, sarana dan prasarana, penilaian.

a. Peserta didik

Kegagalan atau keberhasilan belajar sangat tergantung pada siswa, misalnya kemampuan dan kesiapan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar, sikap dan minat terhadap matematika dan juga kondisi fisik maupun psikologi.

b. Pengajar

Kemampuan pengajar dalam menyampaikan materi sekaligus penguasaan terhadap materi, kepribadian dan motivasi dalam  mengerjakan matematika berpengaruh terhadap efektifitas  proses belajar matematika.

c. Sarana dan Prasarana

Sarana yang lengkap seperti buku, teks dan alat bantu, prasarana seperti ruangan. Semua ini akan menunjang proses pembelajaran.

d. Penilaian

Selain untuk melihat hasil belajar siswa, juga untuk melihat instruksi antara pengajar dan siswa, misalnya tentang keberhasilan siswa apakah proses belajar mengajar didominasi oleh pengajar atau terjadi komunikasi dua arah.

Jadi ada banyak banyak faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar yang juga berpengaruh terhadap bentuk kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal matematika.

Baca juga Contoh Proposal Penelitian Deskriptif dan Download Prediksi Soal UN SD SMP SMA 2013