Proses Terjadinya Banjir

Selama ini air selalu menjadi sesuatu yang sangat bermanfaat dan dibutuhkan bagi seluruh umat manusia, mengingat bagaimana masyarakat yang tinggal di daerah kering tanpa air bersih hanya bisa bersimpuh meratapi nasib mereka tanpa adanya air bersih, mereka hanya bisa berharap adanya bantuan pemerintah yang rela berbagi air bersih untuk mereka, atau hujan besar yang mendatangkan anugerah bagi mereka. Bahkan ada di suatu daerah dimana warganya minum dari urin sapi. Sungguh miris.

Tapi lain cerita jika air tersebut datang dengan jumlah berlebih yang akan menyebabkan dampak kerusakan dan kerugian bagi masyarakat di sekitarnya. Di Indonesia atau lebih tepatnya kota Jakarta, banjir merupakan masalah yang seringkali melanda masyarakatnya. Dimana setiap kali banjir melanda, maka akan menimbulkan dampak yang menyusahkan masyarakat. Saat ini, kebanyakan banjir yang melanda dan merepotkan masyarakat ialah banjir yang dihasilkan dari benih-benih masalah yang telah ditanam masyarakat itu sendiri.

Banjir yang berasal dari timbunan sampah berlebih di selokan, penambangan yang terus mengikis lapisan tanah hingga menyebabkan penurunan permukaan tanah, penebangan liar yang terus menggerogoti hutan. Itu semua merupakan benih-benih yang manusia tanam sejak lama dan akhirnya dipanen oleh generasi muda.

Proses banjir sendiri terjadi ketika musim hujan datang dan menyebabkan sumber air seperti sungai, laut, danau, dan selokan tak lagi mampu menampung air yang turun. Tanah yang gundul tanpa ditumbuhi pepohonan akan mempercepat proses meluapnya air tesebut, karena pepohonan yang seharusnya menyerap air tersebut untuk dijadikan bahan fotosintesis telah sirna ditebang dan dijadikan bahan furniture. Ketika sumber air tak lagi dapat menampung, air akan meluap dan mengalir ke pemukiman penduduk, menimbulkan dampak yang tidak bisa dibilang sedikit.

Banjir dalam skala besar akan menyebabkan kerugian dan kerusakan terhadap penduduk. Jika air yang meluap berasal dari sumber yang dipenuhi tumpukkan sampah, air banjir tersebut akan menimbulkan penyakit seperti gatal-gatal, diare dan sebagainya.

Ada pula banjir yang terjadi karena bocornya tanggul penahan air, ketika tanggul tersebut tak lagi mampu untuk menahan massa air yang terus bertambah.

Jadi, siapa sebenarnya yang harus disalahkan? Kebanyakan masyarakat seringkali menyalahkan pemerintah atas terjadinya banjir yang melanda daerah mereka. Menyalahkan pemerintah karena tidak menyediakan fasilitas yang memadai untuk mencegah banjir. Akan tetapi, cobalah untuk berpikir ulang.

Jika masyarakat itu sendiri tidak menciptakan tumpukkan sampah di sumber-sumber air seperti sungai, selokan, BAHKAN laut, banjir seperti yang tengah terjadi di Jakarta tidak akan terjadi. Jika masyarakat tidak melakukan penebangan liar akan hutan hujan Kalimantan lengkap dengan penambangan batu bara nya yang tak terkendali, hutan hujan Kalimantan tidak akan berubah menjadi danau buatan seperti sekarang.