Kerjasama Guru Agama dengan Orang Tua Murid – Siapa sebenarnya yang paling berkepentingan terhadap keberhasilan pendidikan anak? Apakah pemerintah, sekolah guru atau orang tua anak? Jawabannya ialah orang tua anak orang tua menginginkan anaknya menjadi orang yang baik lahir batin. Ini keinginan yang wajar, karena itu orang tualah sebenarnya yang berkewajiban mendidik anaknya.
Keterbatasan kemampuan (intelektual, biaya waktu) orang tua menyebabkan ia mengirim anaknya ke sekolah. Orang tua meminta tolong agar sekolah membantunya mendidik (mendewasakan) anaknya. Dasar ini telah disadari sejak dulu hingga sekarang, hanya saya, sekarang ini kesadaran sebagian orang tua akan prinsip itu semakin berkurang. Orang tua cenderung, biaya sekolah anaknya semurah mungkin. Jika mungkin gratis, bila anaknya nakal atau presatasinya jelek, orang tua cenderung menyalahkan guru disekolah. Padahal sekolah itu tadinya memang hanya membantu orang tua. Sekarang kok dibalik, orang tua malahan merasa membantu sekolah. Sekali lagi orang tua adalah pendidik utama dan pertama, sekolah hanyalah pendidik kedua dan hanya membantu ini perlu benar disadari kembali oleh orang tua zaman sekarang.
Prinsip itu lebih penting lagi dalam pelaksanaan pendidikan keimanan. Usaha pendidikan keimanan memang hanya sedikit sekali yang dapat dilakukan disekolah. Padahal penanaman iman itu adalah inti pendidikan agama dan imam memang inti agama.
Maka jelaslah bahwa orang tua harus menanamkan iman ini, sekalipun guru ingin berperan banyak ia tidak mungkin mampu memainkan peran itu. Ini pun menjadi dasar yang kuat perlunya kerja sama antara orang tua dirumah dan guru disekolah. Yang memerlukan sebenarnya bukan terutama guru atau sekolah melainkan orang tuanya.
Kadang-kadang orang tua terlambat menyadari perlunya kerjasama ini. Maka sekolah diharapkan mengambil inisiatif untuk menjalin kerjasama itu. Setelah kerjasama terjalin, selanjutnya mengenai apa yang mesti dilakukan dapat dirancang bersama orang tua dan guru agama. Mungkin saja programnya tidak berlaku umum; untuk siswa tertentu mungkin sedikit berbeda dengan program untuk siswa yang lain pokoknya kerjasama orang tua dan guru agama (sekolah) dalam penanaman iman amat penting, terutama bagi orang tua, itu sendiri. Guru agama amat dianjurkan merintias kerja sama ini dengan berkonsultasi dahulu kepada kepala sekolah. mungkin langkah pertama adalah rapat orang tua siswa dengan guru agama dan dihadiri oleh kepala sekolah. Melalui kerja sama itu guru agama (sekolah) dapat memberikan saran-sarannya.
Usaha Penanaman Iman di Rumah Tangga
Ada beberapa prinsip yang sebaiknya diperhatikan oleh orang tua dalam penanaman iman dihati anak-anaknya dirumah tangga.
- Membina hubungan harmonis dan akrab antara suami istri (ayah dan ibu anak)
- Membina hubungan harmonis dan akrab antara orang tua dengan anak
- Mendidik (membiasakan, memberi contoh dan lain-lain) sesuai dengan tuntutan Islam
Setiap anak, terutama pada periode awal pertumbuhannya, senang meniru orang tuanya. Anak laki-laki biasanya meniru ayahnya, anak perempuan meniru ibunya. Kedua orang tua selalu menjadi objek yang juga menjadi kebanggaannya, menjadi figure idealnya.
Konsep-konsep yaitu bagi sayang, rasa aman, rasa dihargai rasa berhasil rasa bebas, dan pengawasan, akan lebih sempurna hasilnya bila dibarengi dengan penerapan ajaran Islam dalam mendewasakan anak.
Membiasakan shalat berjamaah, membangunkan dengan kasih sayang bila anak kesiangan makan secara Islam, berdiskusi tentang hal-hal yang terjadi dirumah tangga adalah sebagian dari cara menanamkan iman dirumah tangga. Berdoa setelah solat, zikir bersama, tentu saja cara yang amat baik dilakukan.
Bila kerja sama antara sekolah dan rumah tangga telah terjalin dengan baik, maka konsep-konsep itu dapat disampaikan oleh sekolah kepada orang tua.
Untuk meningkatkan keberhasilan pendidikan keimanan pada khususnya, pendidikan agama Islam pada umumnya, guru agama harus menjalin kerja sama dengan semua aparat sekolah. Kerjasama Guru Agama dengan Orang Tua Murid