Perkembangan Psikomotorik. Dalam kamus besar bahasa Indonesia psikomotor secara harfiah berarti sesuatu yang berkenaan dengan gerak fisik yang berkaitan dengan proses mental. Perkembangan psikomotorik adalah perkembangan mengontrol gerakan-gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinasi antara susunan saraf pusat, saraf tepi dan otot.
Dimulai dari gerakan-gerakan kasar yang melibatkan bagian-bagian besar dari tubuh dalam fungsi duduk, berjalan, berlari, melompat dan lain-lain. Kemudian dilanjutkan dengan koordinasi halus yang melibatkan kelompok otot-otot halus dalam fungsi meraih, memegang, melompat dan kedua-duanya diperlukan dalam kehidupan sehari-hari (Satoto dalam Nurwidodo 2010)
Perkembangan Psikomotorik
Dua prinsip perkembangan utama yang tampak dalam semua bentuk perilaku psikomotorik ialah:
Pertama, bahwa perkembangan itu berlangsung dari yang sederhana kepada yang kompleks.
Kedua, yang kasar dan global (gross bodily movements) kepada yang halus dan spesifik tetapi terkoordinasikan.
Loree menyatakan bahwa ada dua macam perilaku psikomotorik utama yang bersifat universal yang harus dikuasai oleh setiap individu pada masa bayi atau awal masa kanak- kanaknya yaitu berjalan dan memegang benda. Kedua jenis keterampilan ini merupakan basis bagi perkembangan keterampilan yang lebih kompleks seperti yang kita kenal dengan sebutan bermain dan bekerja. Keterampilan ini berkembang dan diajarkan kepada anak oleh masing- masing keluarga mereka. Oleh karena itu orangtua dan keluarga merupakan media paling awal yamg mempengaruhi pembentukan perkembangan psikomotorik anak.
Kombinasi biologi, psikologi, kognitif, spiritual dan penerimaan sosial selama periode anak usia 3-5 tahun menyiapkan anak sebelum masuk sekolah. Anak bisa mengontrol sistem tubuh, kemampuan untuk berinteraksi dengan anak lain dan orang dewasa, menggunakan bahasa untuk menunjukkan kemampuan mental, serta bertambahnya perhatian terhadap waktu dan ingatan, sebagai persiapan mereka menuju periode yang besar selanjutnya yaitu masa sekolah. Keberhasilan penerimaan tahap tumbuh kembang selanjutnya adalah penting bagi anak usia 3-4 tahun, untuk memperbaiki tugas-tugas yang sudah dikuasai pada masa toddler. ( Arif, 2009)
Menurut Satoto 1990 (dalam Nurwidodo 2010) perkembangan psikomotor mencakup banyak aspek perkembangan yang komplek antara lain perkembangan motorik, perkembangan bahasa, perkembangan sosial dan perilaku.
a. Perkembangan motorik kasar
Perkembangan motorik kasar adalah perkembangan dari unsur kematangan, pengendalian gerak tubuh serta perkembangan tersebut erat kaitannya dengan perkembangan pusat motorik diotak. Perkembangan motorik kasar bila gerakan yang dilakukan melibatkan sebagian besar bagian tubuh dan memerlukan tenaga karena dilakukan otot-otot yang besar.
Perkembangan motorik kasar pada anak prasekolah diantaranya menendang bola jauh-jauh, melempar bola, menangkap bola yang memantul dengan tepat, bergerak ke depan dan ke belakang dengan mudah, berdiri pada satu kaki selama 10 detik atau lebih, meloncat/ jungkir balik, menganyun atau memanjat, anak dapat melompat, naik turun tangga dengan kaki bergantian, anak dapat mengendarai sepeda roda tiga.
b. Perkembangan motorik halus
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat, misalnya kemampuan menggambar, memegang suatu benda. Hal ini tidak memerlukan tenaga serta koordinasi yang cermat.
Perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah diantaranya anak dapat mencontoh gambar yang diberikan dengan baik seperti menggambar garis silang, mengenal dua atau tiga warna, dapat melaksanakan tugas-tugas sederhana, menempatkan mainan-mainannya dengan perhatian besar, menyusun balok-balok kecil, dapat menggambar segi-tiga dan segi-empat, dapat menghitung jari-jarinya sendiri, menggambar orang dari kepala, lengan dan badan, membedakan bentuk benda, serta membedakan besar dan kecil, dapat mencetak beberapa abjad/angka, menggunakan gunting dan pensil dengan baik, dan anak dapat mengikat tali sepatunya sendiri.
c. Perkembangan bahasa dan bicara
Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan. Bahasa adalah bentuk aturan atau sistem lambang yang digunakan anak dalam berkomunikasi dan beradaptasi dengan lingkungannya yang dilakukan untuk bertukar gagasan, pikiran dan emosi.
Anak prasekolah sudah pandai bicara dalam kalimat yang terdiri dari 5-6 kata, menyebut namanya, jenis kelamin dan umurnya, banyak bertanya, mengenal sisi atas, bawah, depan dan belakang, senang mendengar cerita-cerita dan mengulang hal-hal penting dalam cerita. dapat berbicara dengan cukup jelas dan dapat dimengerti oleh orang lain, mengenal empat warna, dapat menyebut hari-hari dalam 1 minggu, minat pada kata-kata baru dan artinya, mengetahui beberapa lagu sederhana, dan protes bila di larang apa yang diinginkannya.
d. Perkembangan sosial
Perkembangan sosial adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan disekitarnya.
Perkembangan personal sosial yang dapat dilihat pada anak prasekolah yakni bekerja sama dan bermain dengan anak-anak lain, berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga, belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri, menunjukkan rasa sayang pada saudara-saudaranya, anak dapat makan sendiri, anak senang menyanyi: menari, menaruh minat pada aktivitas orang dewasa, ingin seperti teman-temannya, ingin menyenangkan teman-temannya, lebih senang mengikuti aturan dan membutuhkan persetujuan saat ingin melakukan sesuatu.
Untuk mengembangkan potensi kemampuan psikomotorik anak diperlukan kerjasama antara berbagai pihak, dan yang paling penting pada saat masa anak anak adalah orang tua, kemampuan psikomotorik hanya bisa dikembangkan dengan latihan latihan yang menuju kearah mengembangkan kemampuan anak. Hal ini memerlukan rangsangan dari lingkungan sekitar anak agar perkembangan potensi kemampuan psikomotorik anak bisa optimal.
Kombinasi biologi, psikologi, kognitif, spiritual dan penerimaan sosial selama periode anak usia 3-5 tahun menyiapkan anak sebelum masuk sekolah. Anak bisa mengontrol sistem tubuh, kemampuan untuk berinteraksi dengan anak lain dan orang dewasa, menggunakan bahasa untuk menunjukkan kemampuan mental, serta bertambahnya perhatian terhadap waktu dan ingatan, sebagai persiapan mereka menuju periode yang besar selanjutnya yaitu masa sekolah. Keberhasilan penerimaan tahap tumbuh kembang selanjutnya adalah penting bagi anak usia 3-4 tahun, untuk memperbaiki tugas-tugas yang sudah dikuasai pada masa toddler. ( Arif, 2009)
Menurut Satoto 1990 (dalam Nurwidodo 2010) perkembangan psikomotor mencakup banyak aspek perkembangan yang komplek antara lain perkembangan motorik, perkembangan bahasa, perkembangan sosial dan perilaku.
a. Perkembangan motorik kasar
Perkembangan motorik kasar adalah perkembangan dari unsur kematangan, pengendalian gerak tubuh serta perkembangan tersebut erat kaitannya dengan perkembangan pusat motorik diotak. Perkembangan motorik kasar bila gerakan yang dilakukan melibatkan sebagian besar bagian tubuh dan memerlukan tenaga karena dilakukan otot-otot yang besar.
Perkembangan motorik kasar pada anak prasekolah diantaranya menendang bola jauh-jauh, melempar bola, menangkap bola yang memantul dengan tepat, bergerak ke depan dan ke belakang dengan mudah, berdiri pada satu kaki selama 10 detik atau lebih, meloncat/ jungkir balik, menganyun atau memanjat, anak dapat melompat, naik turun tangga dengan kaki bergantian, anak dapat mengendarai sepeda roda tiga.
b. Perkembangan motorik halus
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat, misalnya kemampuan menggambar, memegang suatu benda. Hal ini tidak memerlukan tenaga serta koordinasi yang cermat.
Perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah diantaranya anak dapat mencontoh gambar yang diberikan dengan baik seperti menggambar garis silang, mengenal dua atau tiga warna, dapat melaksanakan tugas-tugas sederhana, menempatkan mainan-mainannya dengan perhatian besar, menyusun balok-balok kecil, dapat menggambar segi-tiga dan segi-empat, dapat menghitung jari-jarinya sendiri, menggambar orang dari kepala, lengan dan badan, membedakan bentuk benda, serta membedakan besar dan kecil, dapat mencetak beberapa abjad/angka, menggunakan gunting dan pensil dengan baik, dan anak dapat mengikat tali sepatunya sendiri.
c. Perkembangan bahasa dan bicara
Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan. Bahasa adalah bentuk aturan atau sistem lambang yang digunakan anak dalam berkomunikasi dan beradaptasi dengan lingkungannya yang dilakukan untuk bertukar gagasan, pikiran dan emosi.
Anak prasekolah sudah pandai bicara dalam kalimat yang terdiri dari 5-6 kata, menyebut namanya, jenis kelamin dan umurnya, banyak bertanya, mengenal sisi atas, bawah, depan dan belakang, senang mendengar cerita-cerita dan mengulang hal-hal penting dalam cerita. dapat berbicara dengan cukup jelas dan dapat dimengerti oleh orang lain, mengenal empat warna, dapat menyebut hari-hari dalam 1 minggu, minat pada kata-kata baru dan artinya, mengetahui beberapa lagu sederhana, dan protes bila di larang apa yang diinginkannya.
d. Perkembangan sosial
Perkembangan sosial adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan disekitarnya.
Perkembangan personal sosial yang dapat dilihat pada anak prasekolah yakni bekerja sama dan bermain dengan anak-anak lain, berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga, belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri, menunjukkan rasa sayang pada saudara-saudaranya, anak dapat makan sendiri, anak senang menyanyi: menari, menaruh minat pada aktivitas orang dewasa, ingin seperti teman-temannya, ingin menyenangkan teman-temannya, lebih senang mengikuti aturan dan membutuhkan persetujuan saat ingin melakukan sesuatu.
Untuk mengembangkan potensi kemampuan psikomotorik anak diperlukan kerjasama antara berbagai pihak, dan yang paling penting pada saat masa anak anak adalah orang tua, kemampuan psikomotorik hanya bisa dikembangkan dengan latihan latihan yang menuju kearah mengembangkan kemampuan anak. Hal ini memerlukan rangsangan dari lingkungan sekitar anak agar perkembangan potensi kemampuan psikomotorik anak bisa optimal.