Pengertian Anak
Anak diartikan sebagai seseorang yang berusia kurang dari delapan belas tahun dalam masa tumbuh kembang dengan kebutuhan khusus, baik kebutuhan fisik, psikologis, sosial, dan spiritual (Aziz Alimul, 2005)
Pasal 1 ayat 1 UU No.23 tahun 2002 tentang perlindungan anak menyatakan Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Anak adalah individu yang unik dan bukan orang dewasa mini. Anak juga bukan merupakan harta atau kekayaan orang tua yang dapat dinilai secara sosial ekonomi, melainkan masa depan bangsa yang berhak atas pelayanan secara individual.
Kebutuhan utama seorang anak adalah mendapatkan perhatian dari orang-orang yang paling dekat dengannya. Karena inilah yang akan mempengaruhi kehidupan pribadi anak. Peran yang dimainkan juga menjadi akar untuk pertumbuhan selanjutnya. Orang tua adalah pendidik utama, dan pertama, dan terbaik untuk anak. Sebaik apapun tenaga pendidik, program kegiatan, dan fasilitas yang tersedia di tempat penitipan anak tidak akan dapat menggantikan sepenuhnya peran orangtua sebagai pengasuh sekaligus pendidik bagi anak. Jika anak diberi gizi seimbang, diperhatikan kesehatannya, dan diberi rangsangan psikososial oleh orangtua dengan kasih sayang dan memberi kesempatan belajar sambil bermain, maka kecerdasan anak akan optimal ( Hurlock, 1999)
Untuk itu peran orangtua adalah kembali menjadi aktor utama untuk menjadi model yang dapat menjadi teladan bagi anak. Karena psikososial yakni lingkungan rumah dan keluarga adalah yang paling bertanggung jawab dalam membentuk anak menjadi sesuai yang diharapkan.
Anak Prasekolah
Menurut Joyce Engel (1999) Anak usia prasekolah adalah mereka yang berusia antara 3-6 tahun. menurut Biechler dan Snowman (1993), mereka biasanya mengikuti program prasekolah baik di taman kanak-kanak, kelompok bermain maupun tempat penitipan anak dan menurut Elizabeth dalam buku psikologi perkembangan, usia prasekolah adalah usia mainan, karena pada masa itu anak menghabiskan sebagian besar waktunya untuk untuk bermain dengan mainannya. (Dalam Bambang, 2005)
Usia prasekolah adalah usia yang rentan bagi anak. Pada usia ini anak mempunyai sifat imitasi atau meniru terhadap apapun yang telah dilihatnya. Orang-orang dewasa yang paling dekat dengan anak adalah orang tua. Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi anak yang mempunyai pengaruh sangat besar. Haryoko (1997) berpendapat bahwa lingkungan sangat besar pengaruhnya sebagai stimulans dalam perkembangan anak. Pada usia prasekolah anak-anak akan mengalami perkembangan sangat cepat dari segi fisik, kognitif, emosi maupun sosial. Hal ini akan sangat berpengaruh pada masa depan anak kelak. Taman kanak-kanak sebagai lembaga pendidikan formal pertama merupakan salah satu sarana untuk membantu memberi rangsangan dan dukungan dalam masa pertumbuhan dan perkembangn anak. Faktor-faktor yang berperan dalam menunjang perkembangan anak di taman kanak-kanak adalah kulitas guru, program kegiatan dan lingkungan fisik. (Sujiono, 2003)
Pada usia ini berkembang rasa inisiatif anak. prilaku yang nampak adalah anak banyak bertanya, banyak meniru aktivitas orang lain dan mencoba melakukan tugas tertentu. Anak mulai menunjukkan inisiatif misalnya mandi, membereskan mainannya sendiri, membantu adiknya dan sebagainya. Pada usia ini anak juga mulai melibatkan diri dalam aktivitas bersama. Anak pada usia ini juga mulai menghadapi tuntutan oleh lingkungannya untuk berprilaku dalam batas tertentu. Ini dapat menimbulkan krisis, sehingga anak dapat mengalami kekecewaan. Bersama munculnya inisiatif, anak juga mulai merasakan rasa bersalah yang dapat mengahambatnya untuk maju. Bila lingkungan tidak kondusif terhadap inisiatif anak maka rasa bersalah akan menjadi lebih dominan dalam kehidupan anak selanjutnya. (Sulistiawati, 2005)
Menurut Jean piaget, bahwa perkembangan intelektual anak usia 5-6 tahun termasuk fase praoperasional, yaitu masa prasekolah. Pada masa ini anak belum bisa membedakan dengan tegas antara perasaan dan motif pribadinya dengan realita dunia luar, sehingga pada taraf ini kemungkinan untuk menyampaikan konsep-konsep tertentu kepada anak masih terbatas ( Nasution dalam Nurlindah 2009)
Menurut Sulistiawati (2005) prilaku-prilaku yang kadang ditunjukkan anak pada usia ini diantaranya:
Perilaku yang menunjukkan inisiatif :
1. Berinisiatif memulai suatu tugas dengan keinginan yang benar.
2. Banyak ingin tahu segala sesuatu.
Perilaku yang menunjukkan rasa bersalah :
1. Lebih suka meniru orang lain daripada mengembangkan ide-idenya sendiri.
2. Meminta maaf secara berlebihan dan menjadi sangat malu hanya karena kesalahan kecil dan takut memulai pekerjaan baru.
Untuk itu dalam mempersiapkan anak masuk sekolah orang tua diharapakan mampu mengembangkan rasa percaya diri anak untuk menjalankan sesuatu, memberikan minat dan motivasi pada anak, menumbuhkan kemauan anak untuk berusaha dan bekerja, menumbuhkan rasa tanggung jawab, menumbuhkan inisiatif dan ketekunan pada anak, sikap mau bekerjasama dan memperhatikan orang lain, serta mengembangkan kemampuan dalam memecahkan masalah dan mengambil keputusan dengan baik.(Panduan BKB, 2001). Pengertian Anak Pra Sekolah | Pengertian Anak | Pengertian Pra Sekolah