Pengertian Pendekatan Konvensional

Pengertian pendekatan konvensional. Beberapa diantara kita mungkin telah sering mengucapkan kata pendekatan konvensional. Tapi tahukah Anda apa itu pendekatan konvensional? Pendekatan konvensional adalah cara menyampaikan informasi kepada siswa dimana siswa dipandang sebagai objek yang menerima apa saja yang diberikan oleh guru. Guru memberikan informasi mengenai bahan pengajaran dalam bentuk penjelasan dan penuturan secara lisan, yang lebih dikenal dengan metode ceramah, pada umumnya pembelajaran konvensional berlangsung satu arah, guru memberikan ide (gagasan) atau informasi dan siswa menerima. Hudoyo dalam (Nur Ismi 2005:15).

Pendekatan dalam pembelajaran konvensional dimana guru memberikan informasi tentang suatu materi kepada siswa yang sebelumnya diolah tuntas oleh guru. Dalam proses pembelajaran, komunikasi hanya berpusat kepada guru dan siswa hanya sesekali dapat bertanya, mencatat hal yang dianggap penting dari penjelasan guru. Siswa sebagai subjek hanya berfungsi sebagai penerima informasi secara pasif. Pada proses selanjutnya, siswa kebanyakan diarahkan untuk menghapal rumus-rumus yang ada kaitannya dengan materi yang sedang dibahas untuk kemudian diaplikasikan pada soal-soal latihan. Sehingga dengan demikian menghapal lebih diutamakan daripada pengertian itu sendiri.

Pendekatan dengan pembelajaran konvensional ini dianggap tidak banyak memberi peluang bagi siswa untuk memahami konsep yang diberikan, tetapi lebih disibukkan pada penghapalan dan latihan-latihan, sehingga rasa ingin tahu siswa tidak bisa disalurkan dengan baik. Siswa tidak secara tuntas menguasai atau mendalami konsep yang diajarkan, akibatnya siswa kurang termotivasi untuk mempelajarinya.

Keunggulan pendekatan konvensional

  1. Mengajar terencana, isi silabus dapat diselesaikan menurut waktu yang tersedia.
  2. Dapat dilaksanakan pada kelas besar maupun kelas kecil.
  3. Tidak terlalu banyak memerlukan alat bantu.
  4. Dapat dipakai sebagai penambah bahan baca.

Kelemahan pendekatan konvensional

  1. Menghalangi respon yang mengajar.
  2. Hanya sedikit pengajar yang dapat menjadi pembicara yang baik.
  3. Pembicara harus menguasai pokok pembicaraannya.
  4. Membatasi daya ingat siswa.

Baca juga tentang Pembelajaran Matematika Sekolah dan Contoh Latar Belakang Skripsi Pendidikan Matematika