Kenapa Matematika Sulit?

Kenapa matematika sulit? Berikut ini akan dijabarkan tentang diagnosis kesulitan dan kesalahan siswa dalam mengerjakan soal matematika. Menurut Ahmadi dan Supriyono (dalam Idris, 2001 : 10) yang mendefinisikan kesulitan belajar sebagai suatu keadaan sehingga siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya.

Kenapa Matematika Sulit?

Adanya kesulitan belajar menurut Ahmadi dan Supriyono (1990) dapat dilihat dari gejala-gejala : (i) prestasi belajar yang rendah atau dibawah rata-rata dari yang dicapai oleh kelompok, (ii) hasil yang dicapai tidak sesuai dengan usaha yang dilakukan, (iii) lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar, (iv) adanya sikap yang kurang wajar, dan (v) adanya tingkah laku yang berlainan.

Kesulitan berkenaan dengan ketidakmampuan belajar atau kemampuan belajar yang tidak sempurna. karakteristik ketidakmampuan belajar, antara lain : kekacauan dalam bahasa dan pemahaman, kekacauan dalam perhitungan matematika, kesulitan dalam pemahaman pembentukkan konsep dan kekacauan dalam perhatian serta konsentrasi.

Untuk membantu mengatasi kesulitan belajar matematika diperlukan informasi mengenai kesulitan siswa sebenarnya terutama yang bersifat umum. Secara umum, kesulitan pemahaman siswa tampak sebagai suatu kondisi dalam memahami konsep, prinsip serta keterampilan yang ditandai dengan hambatan tertentu. Sedangkan aspek pemahaman pada siswa SMP terdiri dari : pengetahuan tentang konsep, prinsip, aturan-aturan dan generalisasi, kemampuan tentang struktur matematika, kemampuan mentransformasikan unsur-unsur masalah dalam bentuk lain, kemampuan mengikuti suatu garis pemikiran, kemampuan membaca serta menginterprestasikan suatu masalah matematika yang dalam penelitian ini difokuskan pada topik Aljabar pada pokok bahasan Operasi Bentuk Aljabar.

Berikut diberikan salah satu contoh  kesulitan yang dialami oleh siswa dalam menyelesaikan soal matematika pada pokok bahasan Operasi Bentuk Aljabar

Dari contoh tersebut terlihat bahwa siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal matematika. Dalam hal ini yaitu memfaktorkan suku bentuk Aljabar. Kesulitan tersebut terjadi karena siswa kurang memiliki penguasaan keterampilan di dalam menentukan faktor dari bentuk Aljabar tersebut. Oleh karena itulah, perlu dilakukannya diagnosis sehubungan dengan ditemukannya kesulitan dan kesalahan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal-soal Operasi Bentuk Aljabar.

Istilah diagnosis yang digunakan dalam dunia pendidikan sebenarnya tidak asing lagi bagi seorang guru. Kata diagnosis berasal dari bahasa Yunani yang berarti :

1. Penentuan jenis penyakit dengan meneliti (memeriksa) gejala-gejalanya.

2. Proses pemeriksaan terhadap hal yang dipandang tidak beres (

Bertolak dari arti tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa dalam melakukan diagnosis, peneliti berusaha mendekati siswa yang terlihat menunjukkan gejala yang kurang stabil, antara lain lamban bekerja dan hasil tes diagnosis selalu rendah.

Pengkajian diagnostik dalam belajar matematika ialah pengkajian kesulitan belajar siswa melalui gejala yang nampak berupa kesalahan-kesalahan siswa di bidang matematika. Kesulitan tersebut berkenaan dengan penguasaan materi. Kesulitan belajar materi tertentu dapat diungkap dengan tes diagnostik.

Diagnosis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal-soal Operasi Bentuk Aljabar, yaitu suatu proses dalam upaya untuk mengetahui kesalahan dan karakteristik serta latar belakang dalam menyelesaikan soal-soal Operasi Bentuk Aljabar pada siswa kelas IXB SMP Negeri 3 Kahu Bone. Berdasarkan pengumpulan dengan menggunakan berbagai data/informasi yang lengkap dan subjektifnya, sehingga memungkinkan untuk mengambil kesimpulan dan keputusan serta mencapai alternatif kemungkinan pemecahan.

dalam memilih dan menggunakan tes diagnostik agar memperhatikan hal-hal berikut :

1. Setiap tes diagnostik mencerminkan pengukuran kemampuan dalam bidang tertentu. Guru harus melihat tes mana yang sesuai dengan keperluannya.

2. Tes diagnostik dirancang untuk anak-anak yang kemampuannya di bawah rata-rata. Tes ini dapat menandai kelemahan khusus dalam belajar, namun tidak dapat menggambarkan tingkat kemampuan siswa karena skor yang tinggi pada bidang tertentu hanya menunjukkan bahwa siswa tidak lemah dalam bidang itu.

3. Tes diagnostik dapat menunjukkan kesulitan yang dialami siswa, tetapi tidak dapat memberi keterangan tentang penyebabnya.

4. Tes diagnostik hanya memberi keterangan tentang salah satu bagian kesulitan yang dialami siswa.

Agar suatu tes diagnostik sesuai dengan keperluan, maka langkah-langkah dalam menyusun tes diagnostik harus dipahami. Ada tiga tahap/langkah yang dapat dilakukan dalam menyusun tes diagnostik seperti yang dikemukakan oleh Nasution (1992 : 224), yaitu : (1) tentukan tujuan khusus yang harus dicapai murid dengan cermat, (2) tentukan tahap-tahap yang harus dilalui murid dalam mencapai tujuan khusus tersebut, (3) susun butir tes untuk mengukur tingkat pencapaian murid pada setiap tahap.

Agar identifikasi kesalahan-kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal-soal Operasi Bentuk Aljabar berlangsung secara sistematis dan terarah, langkah- langkah dalam melaksanakan diagnosis harus dipahami. Ada tiga tahap yang dapat dilakukan dalam melaksanakan diagnosis, yaitu : (1) mengukur kemampuan untuk mengidentifikasi kelemahan, (2) mempelajari kesalahan-kesalahan spesifik berdasarkan bentuk dari kelemahan, (3) menggolongkan kesalahan-kesalahan tersebut ke dalam pola-pola kesulitan yang spesifik ( Troutman dan Lichtenberg, 1991 : 231).

Sedangkan menurut Nasution (1992) langkah-langkah dalam pelaksanaan diagnosis, yaitu : (1) mengidentifikasi adanya kesulitan, (2) menelaah/menetapkan status siswa, (3) memperkirakan sebab terjadinya kesulitan belajar.

Baca juga Pembelajaran Matematika di Sekolah dan Contoh Metode Penelitian Tindakan Kelas